4
Jenderal Soedirman sebagai pemimpin pasukan menegaskan perlunya
mengusir tentara sekutu dan Ambarawa secepat mungkin. Sebab sekutu akan
menjadikan Ambarawa sebagai basis kekuatan untuk merebut Jawa Tengah.
Dengan semboyan Rawe-rawe rantas malang-malang putung, patah tumbuh
hilang berganti, pasukan TKR memiliki tekad bulat membebaskan Ambarawa
atau dengan pilihan lain gugur di pangkuan ibu pertiwi.
Pertempuran Ambarawa berlangsung empat hari, dari 12-15 Desember
1945. Semangat juang pasukan TKR menjadi penentu kemenangan dalam
melawan musuh.
Perjuangan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang dipimpin Kolonel
Soedirman pada pertengahan Desember 1945, membuat tentara sekutu terjepit
dan akhirnya mundur dari Ambarawa menuju Semarang.
Dalam penyerangan ini, Kolonel Soedirman menggunakan taktik supit
urang (taktik pengepungan rangkap dari kedua sisi) untuk menghancurkan
pasukan Sekutu.
Walaupun dihadang dengan seluruh kekuatan persenjataan modern serta
kemampuan taktik dan strategi sekutu, para pejuang
RI tak pernah gentar
sedikitpun. Mereka melancarkan serangan dengan gigih seraya melakukan
pengepungan ketat di semua penjuru kota Ambarawa. Dengan gerakan
pengepungan rangkap ini sekutu benar-benar terkurung dan kewalahan.
Kolonel Soedirman sebagai pemimpin pasukan menegaskan perlunya
mengusir tentara sekutu dan Ambarawa secepat mungkin. Sebab sekutu akan
menjadikan Ambarawa sebagai basis kekuatan untuk merebut Jawa Tengah.
Dengan semboyan Rawe-rawe rantas malang-malang putung, patah tumbuh
hilang berganti, pasukan TKR memiliki tekad bulat membebaskan Ambarawa
atau dengan pilihan lain gugur di pangkuan ibu pertiwi.
|