Home Start Back Next End
  
1
BAB I
Pendahuluan
1.1
     Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sejarah. Salah satunya adalah
sejarah mengenai perjuangan tentara Indonesia pada masa setelah kemerdekaan. Namun
tidak sedikit warga Indonesia yang tidak mengetahui akan kejadian-kejadian penting
yang terjadi pada masa itu. 
Salah satu dari peristiwa penting dalam masa pra kemerdekaan adalah Palagan
Ambarawa. Perang ini
berperan penting dalam sejarah Indonesia karena perang ini
merupakan perang pertama yang dimenangkan oleh Indonesia setelah proklamasi
kemerdekaan.
Salah satu faktor dari ketidaktahuan warga Indonesia akan sejarah Indonesia
adalah dikarenakan rasa bosan ketika mempelajari Sejarah di sekolah. Metode
pembelajaran yang konvensional membuat siswa menjadi bosan dan ngantuk.
Berdasarkan survey yang penulis lakukan, 45,5% siswa merasa bosan dan 18,2% merasa
ngantuk saat mendapat pelajaran Sejarah. Dari survey yang dilakukan penulis, didapati
juga 63,6% dari peserta survey tidak familiar dengan perang Ambarawa.
There are many problems emerge in learning history nowadays such as, the
weakness of theory usage, low imagination, textbook reference, and state oriented
curriculum. Besides, the tendency to not give attention to the globalization fenomena
and the historical background. Moreover, learning history is low theory. The result is
that learning is not interesting and tedious, not to mention the convensional model of
learning history. In this case, learning history should alive and interesting.”
– Y.R Subakti, M.Pd
Kutipan diatas merupakan tulisan dari seorang dosen FKIP – Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta pada tulisannya yang berjudul “Paradigma Pembelajaran Sejarah
Berbasis Konstruktivisme”. Disana Drs, Y.R. Subakti mengatakan bahwa salah satu
faktor yang menghambat pembelajaran sejarah adalah kurangnya imajinasi dan berbasis
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter