iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kekayaan
ragam
hias nusantara adalah kekayaan bangsa Indonesia dari segi
seni dan Budaya. Kekayaan ini merujuk identitas bangsa yang kuat dan terbedakan
dengan bangsa lainnya. Kekayaan ragam hias nusantara dapat ditemui di berbagai karya
seni dan budaya Indonesia salah satunya bisa ditemui dari hasil karya kain tenun. Jumlah
kain tenun yang beragam tentu memiliki kekuatan ragam hias yang bermacam jenisnya.
Jenis ragam hias berdasarkan penulisan Soegeng Toekio M. (1987:10) dalam bukunya
Mengenal Ragam Hias Indonesia disebutkan bahwa ragam hias dibagi menjadi empat
(4) kelompok :
Kelompok I
: kelompok ragam hias geometris
Kelompok II
: kelompok ragam hias bentuk tumbuh-tumbuhan
Kelompok III
: kelompok ragam hias makhluk hidup hewan dan manusia
Kelompok IV
: kelompok ragam hias dekoratif
Kelompok geometris menduduki urutan pertama dalam ragam hias. Kelompok ragam
hias geometris diperoleh dari pengolahan elemen visual dasar, yaitu titik yang
berkembang menjadi garis atau bidang (shape). Di Indonesia, banyak daerah yang
memakai motif geometris ini pada style di kain tenun mereka, contohnya di Sulawesi
terdapat kain subi yang memakai motif garis membentuk sebuah piramida, sedangkan di
wilayah Sumbawa kain ini disebut kain Songke. Lain halnya dengan Jawa Tengah, disini
terdapat kain tenun bermotif geometris yang dikenal dengan nama Lurik.
Lurik ini dibuat oleh para pengrajin dalam kurun waktu yang tidak sebentar pada tiap
kainnya, para pengrajin harus menyusun satu per satu helai benang agar membentuk
susunan garis yang rapi dan sesuai. Sayang sekali kain lurik ini sudah mulai terlupakan
dan bahkan banyak sekali generasi muda yang tidak tahu tentang kain lurik. Bahkan
beberapa motifnya sudah punah dan tidak diproduksi
kembali, tentu karena kurangnya
minat pasar. Walaupun begitu, ada beberapa desainer mode yang mengangkat kain ini
sebagai bahan untuk koleksi mereka walaupun jumlahnya tidak banyak.
Selain lewat koleksi mode, ada beberapa cara juga untuk melestarikan lurik tersebut,
melalui kerajinan dan buku misalnya.
Urgensi dalam penyelamatan data Lurik juga
hamper punah, tidak banyaknya catatan tertulis atau publikasi mengenai Lurik, tetapi
dapat kita temukan pada salah satu buku yang berjudul Lurik, Garis Garis Bertuah
karya Nian, S. Djoemana merupakan buku yang membahas lengkap tentang lurik mulai
dari proses pembuatan, alat tenun sampai ke corak dan motifnya. Buku ini memang bias
dibilang sebagai buku dengan isi konten Lurik yang terlengkap, tetapi agak
membingungkan dari segi direktori dan pemakaian dua bahasa yang berbeda pada tiap
halaman. Selain itu, buku ini merupakan cetakan
lama yang sudah tidak beredar
lagi di
|