10
permintaan yan g optimal dan dapat memberikan perencanaan produksi
yang efektif dan efisien yang dapat dicapai perusahaan.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan kesimpulan-kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil
analisis pembahasan di bab sebelumnya dan juga berisikan saran-saran
yang dirasakan cukup relevan dari masalah yang diangkat dalam
penelitian ini.
1.6 State of The Art
1. Jurnal 1: Int. J. Production Economics 103 p. 271-285, Models for production
planning under uncertainty: A Review. J. Mula, R. Poler, J.P. Garcia-Sabater,
F.C. Lario (2006).
Hasil Penelitian Jurnal 1: Dalam proses produksi dipengaruhi oleh
katidakpastian pada lingkungan dan sistem. Pada ketidakpastian lingkungan ini
meliputi ketidakpastian dalam permintaan dan pasokan yang melampaui proses
produksinya. Dan ketidakpastian dalam sistem ini terkait dengan hasil output,
ketidakpastian lead time produksi, kualitas, kegagalan sistem produksi dan
perubahan struktur produk. Model yang tepat digunakan untuk men gatasi
ketidakpastian dalam proses produksi diklasifikasikan berdasark an dua aspek:
area perencanaan produksi meliputi Aggregate Planning, hierarchical
production planning, MPS, MRP, Capacity Planning, Manufacturing
Resources Planning, inventory management, dan supply chain planning.
2. Jurnal 2: Croatian Operational Research Review (CRORR), Vol. 4. An
Interactive Procedure for Aggregate Production Planning. Maciej Nowak
(2013).
Hasil Penelitian Jurnal 2: Untuk meminimalisasi biaya produksi yang over pada
periode perencanaan merupakan tujuan yang
ser ing digunakan dalam metode
Aggregate Planning. Aggregate Planning dapat menjadi kunci komunikasi
untuk top management dalam mengkoordinasikan beberap a aktivitas
perencanaan di perusah aan. Dari perspektif industri manufaktur, metode ini
menjadi dasar fokus pada sumber daya di dalam produksi untuk dapat
|