2
ragam sajian sederhana, seperti telur rebus, roti bakar dengan selai srikaya.
Kopitiam Singapura dan Malaysia tentunya memiliki perbedaan dimana
kopitiam di Malaysia berarti kedai kopi Cina yang lazimnya hanya menawarkan
hidangan Tionghoa-Malaysia. Berbeda dengan kopitiam di Malaysia yang umumnya
dikelola oleh etnik Cina, kopitiam Singapura dikelola oleh pemilik yang berasal dari
berbagai etnis di Singapura. Di sebuah kedai kopi tiam, pemilik biasanya mengelola
kedai minuman yang menjual kopi, teh, minuman ringan, dan berbagai hidangan
sarapan seperti roti bakar isi selai srikaya dan telur rebus.
Salah satu kopitiam yang sudah dikenal adalah Ya Kun Kaya Toast, baik
yang telah mengenalnya di negara asal kedai kopi tiam ini yaitu Singapura ataupun
masyarakat yang baru mengenalnya ketika produk ini masuk ke Indonesia di bawah
naungan PT. Ya Kun Kaya Toastindo yang membawa Ya Kun Kaya Toast ke
Indonesia pada tahun 2008. Ya Kun Kaya Toast memiliki cabang yang terdapat di
yang memiliki cabang di Jakarta , Bandung , Makassar , Medan dan Palembang. Di
Jakarta Ya Kun Kaya Toast memiliki banyak cabang yang tersebar di berbagai
wilayah di Jakarta, yang ada di pusat perbelanjaan atau mall , apartemen, hotel
ataupun outlet sendiri.
Tentunya di perlukan strategi oleh PT.Ya Kun Kaya Toastindo untuk dapat
mendapatkan konsumen dan dapat menarik perhatian konsumen sehingga konsumen
akan bersedia untuk melakukan pembelian dan memiliki sikap yang positif terhadap
Ya Kun Kaya Toast sebagai kopitiam yang berasal dari Singapura , karena telah
memberikan kualitas yang produk baik yang mereka rasakan. Terlebih di Pondok
Indah Mall juga terdapat restoran kopitiam lain yaitu Killiney kopitiam
yang akan
menjadi pesaing utama bagi Ya Kun Kaya Toast, begitu juga dengan
kafe dan
restoran lain meskipun mereka
menawarkan jenis produk yang berbeda. Tetapi
tentunya untuk mengunjungi suatu restoran ada hal yang mendasari konsumen
sehingga mereka tertarik untuk melakukan pembelian di restoran tersebut.
Menurut Assael (1998) dalam Fitriana dan Yulianti (2014), intensi pembelian
atau minat beli merupakan kecenderungan konsumen
untuk membeli suatu merek
atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan
tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian.
Menurut Bettman (1979)
dalam penelitian sebelumnya oleh Siti Nurafifah Jaafar, Pan Ein Lalp dan Mohaini
Mohamed (2012) Kepercayaan pada produk dipengaruhi oleh persepsi akan manfaat
dan kemudian akan mempengaruhi sikap konsumen. Konsumen yang percaya pada
|