Home Start Back Next End
  
4
Tokugawa  
mempunyai
kecurigaan
terhadap
orang
orang
Eropa
yang
mempunyai
ambisi mencari
jajahan
baru dengan memakai penyebaran
agama
Kristen
sebagai  alat.  Untuk 
mengamankan 
negerinya 
ia  mulai 
mengusir 
orang 
orang
Portugis
dan
mengenakan
hukuman
mati bagi yang
membantu
orang
Jepang
meninggalkan
Jepang.
Jadi Jepang
tertutup
untuk
dimasuki
oleh
orang
asing
dan
tertutup
bagi
orang
Jepang
sendiri
untuk
keluar
dari
Jepang. 
Politik
yang
dijalankan
ini dikenal dengan nama politik sakoku ( closed country ).
Kebijakan  ini
diperkuat  oleh
Seishisai  Shinro
(
1825
),
salah
seorang  ahli
politik pada jaman Tokugawa. (Ryuusaku , 1958:602)
“ When
those barbarians plan to subdue
a
country
not their own, they
start
by
opening commerce and
watch for
a
sign
of weakness. If an opportunity
is
presented,
they
will
preach
their
alien
religion
to
captivate
the
people’s
heart.”
Ketika 
para  barbarian 
itu  mau 
merebut 
negeri 
yang  bukan 
miliknya,
mereka
mulai
dengan
membuka
perdagangan
dan
mencari
tanda
tanda
kelemahan
pendududuk
setempat.
Ketika
kesempatan
itu datang
mereka
akan 
mulai 
mengajar 
kepercayaan 
mereka 
dan  merebut 
hati  orang  –
orang.
Sistem
pelapisan
sosial
yang
dicanangkan
oleh
Oda
Nobunaga
dan
Toyotomi
Hideyoshi
pada zaman
Azuchi
Momoyama,
memasuki
zaman
Edo,
sistem
tersebut
mulai diketatkan.
Masyarakat
dibagi
dalam
empat
kelas yang
disebut
Shinookoosho
singkatan
dari
shi
artinya bushi atau militer,
no
artinya nomin
atau petani, ko artinya
kosakunin
atau
tukang
dan
sho
artinya
shonin
atau
kelas
pedagang. 
Di
bawah
ini
masih
ada
kelas
terendah
yang
disebut
eta
atau
hinin.
Dari
tigapuluh
juta
penduduk
Jepang
pada
awal
jaman
Edo,
6
persen
di
antaranya
adalah
kelas
militer,
85
persen
kelas petani,
6 persen
kelas pedagang
dan tukang,
dan kelas – kelas
lain termasuk
eta
dan hinin berjumlah 3 persen. (Surajaya, 1996:46)
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter