22
2.1.6
Normalisasi
Menurut
Connolly
dan
Begg
(2002,
p376),
normalisasi
adalah
teknik
untuk
menghasilkan
sejumlah
hubungan
sifat
dan
data
yang
diberikan
untuk
kebutuhan
pada
sebuah
organisasi.
Normalisasi
selalu
dikerjakan
sebagai
rangkaian
pengujian
terhadap
relasi
untuk
menetapkan
apakah
memuaskan
atau
mengganggu
kebutuhan
dari
penyajian
bentuk
normal.
Salah
satu
konsep
utama
yang
berhubungan
dengan
normalisasi
adalah
ketergantungan fungsional
(functional
dependency).
Ketergantungan fungsional
menggambarkan relationship antara
atribut
dalam sebuah
relasi.
Sebagai contoh, jika
A
dan
B
adalah atribut
dari
relasi
R,
B
adalah
ketergantungan
fungsional
pada
A
(dilambangkan
A
?
B),
jika
setiap
nilai
dari
A
dihubungkan tepatnya
hanya satu
nilai
pada
B
(A
dan
B
mungkin
mengandung satu
atau
lebih atribut).
Ketergantungan
fungsional adalah sebuah sifat dari arti atau
makna
(semantic)
dari
atribut
dalam
sebuah
relasi.
Maknanya (semantic)
mengindikasikan bagaimana
atribut
berelasi
antara
satu
dengan
lainnya,
dengan
menentukan
ketergantungan fungsional
diantara
atribut.
Jika
sebuah
ketergantungan
funsional muncul, atribut atau kumpulan atribut pada sebelah kiri anak panah disebut
sebagai determinan. Pada contoh ini A adalah determinan dari B.
Hal penting
yang perlu diperhatikan dalam proses
normalisasi untuk database
relational adalah
hanya
bentuk
normal
pertama
(First
normal
form
/
1NF)
yang
menjadi
kritis
dalam
membuat
relasi.
Semua
bentuk
normal
berikutnya adalah
optional.
Tetapi
untuk
menghindarkan update
anomalies
(relasi
yang
memiliki
pengulangan
atau
redundansi
data
yang
dapat
menyebabkan masalah)
biasanya
dianjurkan sampai pada
tahap ketiga (3NF). Normalisasi
yang
umum dipakai adalah
|