Home Start Back Next End
  
21
persediaan-persediaan batik yang ada pada pedagang-pedagang batik sudah habis
dan konsumen perlu batik untuk pakaian sehari-hari mereka. Ditambah lagi
setelah kemerdekaan Indonesia, dimana hubungan antara kedua pulau bertambah
sukar, akibat blokade-blokade Belanda, maka pedagang-pedagang batik yang
biasa hubungan dengan pulau Jawa mencari jalan untuk membuat batik sendiri.
Dengan
hasil
karya
sendiri
dan
penelitian yang seksama, dari batik-batik yang
dibuat
di
Jawa,
maka
ditirulah
pembuatan
pola-polanya
dan
diterapkan
pada
kayu
sebagai
alat
cap.
Obat-obat
batik
yang
dipakai
juga
hasil
buatan
sendiri
yaitu dari tumbuh-tumbuhan seperti mengkudu, kunyit, gambir, damar dan
sebagainya.
Bahan
kain
putihnya
diambilkan
dari
kain
putih
bekas
dan
hasil
tenun tangan. Perusahaan batik pertama
muncul yaitu daerah Sampan Kabupaten
Padang Pariaman tahun 1946 antara lain: Bagindo Idris, Sidi Ali, Sidi Zakaria,
Sutan Salim, Sutan Sjamsudin dan di Payakumbuh tahun 1948 Sdr. Waslim (asal
Pekalongan) dan Sutan Razab. Setelah daerah Padang serta kota-kota lainnya
menjadi
daerah
pendudukan
tahun
1949, banyak
pedagang-pedagang
batik
membuka
perusahaan-perusahaan/bengkel batik
dengan
bahannya
didapat
dari
Singapore
melalui pelabuhan Padang dan Pekanbaru.
Tetapi pedagang-pedagang
batik ini setelah ada hubungan terbuka dengan pulau Jawa, kembali berdagang
dan perusahaannya mati.
Warna  dari  batik  Padang  kebanyakan 
hitam,  kuning  dan 
merah  ungu  serta
polanya
Banyumasan,
Indramayuan,
Solo dan Yogya. Sekarang batik produksi
Padang
lebih
maju
lagi
tetapi
tetap
masih
jauh
dari
produksi-produksi
dipulau
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter