Home Start Back Next End
  
31
Jika, nilai NAL > 0, maka biaya membeli lebih besar dari biaya leasing.
Jika, nilai NAL < 0, maka biaya membeli lebih kecil dari biaya leasing.
c.
Urutan prioritas
Bila perusahaan
dihadapkan pada situasi dimana perusahaan harus
menentukan prioritas
daripada
rencana-rencana investasinya,
maka
proses pengurutan prioritas
dapat
digunakan.
Menurut Husein Umar (2003, p207-209), terdapat lima skenario pengurutan prioritas:
1.   Mutually Exclusive (saling meniadakan)
Dalam
skenario
ini
jika
perusahaan
memilih
proyek
A
maka
proyek-proyek lain
ditiadakan.
Instrumen
pengukuran
yang
cocok digunakan
pada
skenario
ini
adalah
metode
Net
Present Value (NPV)
atau
Internal Rate Return (IRR)
tergantung
pada
persoalan
yang
dihadapi dan karakteristik keduanya.
2.  Contingency (saling terkait)
Dalam
skenario
ini
jika
perusahaan
memilih
proyek
A
yang
erat hubungan
dengan
proyek
B, maka
proyek
B
atau yang lainnya diikutsertakan juga. Metode-metode
yang
dapat
digunakan  dalam  skenario  ini  adalah
Profitibality
Index
(PI),  Net
Present
Value
(NPV),
Internal Rate Return (IRR), dan lainnya.
3.  Independence (saling bebas)
Dalam skenario ini jika perusahaan memilih proyek A sesuai dengan kelayakannya
dan
ternyata
proyek B
(bertolak belakang
dengan proyek
A dalam
hal jenis investasi) juga
memiliki
kelayakan
untuk dijalankan
maka
keputusan terhadap proyek
mana
yang
akan
direalisasikan harus dipelajari kemudian karena dianggap tidak berkaitan.
4.  Capital Budget Constrain (Keterbatasan keuangan)
Dalam skenario ini dimana
perusahaan dihadapkan
pada keterbatasan dana maka
proyek yang akan direalisasikan hanya satu atau
beberapa
yang memenuhi syarat kelayakan
yang telah dijelaskan.
5.  Cost Effe©tiveness (Biaya Efektif)
Dalam situasi seperti ini pengurutan pengerjaan proyek didasarkan pada sumber
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter