| 
 14 
sastra  
mempunyai  
sifat  
ekspresif,  
menunjukkan  
nada  
(tone) dan  
sikap  
pembicara  
atau  
penulisnya.  
Bahasa  
satra berusaha  
membujuk,  
mempengaruhi  
dan  
pada  
akhirnya  
mengubah sikap pembaca.  
Istilah sastra sebagai karya imajinatif  
di sini tidak berarti bahwa setiap karya sastra  
harus  
memakai  
imaji  
(citra).  
Di  
bawah  
pengaruh  
Hegel  
dalam Wellek  
&  
Werren  
(1977:21),  
mereka  
memberi batasan bahwa semua karya seni adalah the sensuous shining  
forth of the idea(bersinarnya ide secara indrawi).  
Aliran  
lain (Fidler,Hildebrand,Riehl)  
menganggap  
bahwa  
semua  
karya  
seni  
adalah  
karya  
yang  
sepenuhnya  
nampak (pure  
visibility).  
2.2 Teori Penokohan Menurut Dr.Burhan Nurgiyantoro.M.Pd.  
Tokoh  
cerita  
(character),  
menurut  
Abrams  
(1981:20),  
adalah orang(-orang) yang  
ditampilkan  dalam  suatu  karya   
naratif,  atau  drama,   
yang  oleh  pembaca  ditafsirkan  
memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam  
ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan . Dengan demikian istilah penokohan  
lebih  
luas  
daripada  
tokoh  
dan  
perwatakan  
sebab  
ia  
sekaligus  
mencakup  
masalah  
siapa tokoh cerita, bagaimana  
perwatakan,  
dan  
bagaimana  
penempatan  
dan  
pelukisannya  
dalam sebuah cerita sehingga sanggup memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca.  
Penulis hanya  
akan  
memakai  
dua  
dari  
lima  
jenis  
pembedaan  
tokoh,  
karena  
fokus  
penelitian saya bukan mengenai masalah penokohan, melainkan pandangan para tokoh  
tersebut  
mengenai  
wanita  
simpanan.  
Dalam  
novel Sembazuru  
ini  
yang  
berhubungan  
dengan  
topik  
yang  
akan  
saya  
analisis   
hanya  
mengenai  
siapa  
tokoh  
utama,  
siapa  
tokoh  
tambahan, siapa tokoh protagonis, dan siapa tokoh antagonisnya .  
 |