37
dilambangkan dengan angka (1, 2, 3, 4)
yang melambangkan tinggi rendahnya nada.
Angka (1) melambangkan titinada
yang paling rendah dan angka (4) melambangkan
titinada yang paling tinggi. Contoh:
D i
m a n a?
2
3
3 #
Suatu
klausa
yang
terdiri
dari
kata
yang sama
dapat
memiliki
arti
yang
berbeda
tergantung pada tanda baca yang diberikan. Contoh:
Dia dapat pergi.
Dia dapat pergi?
Pada contoh tersebut, kalimat yang
diucapkan dengan intonasi menurun
memberikan
arti
pernyataan
sedangkan
pada intonasi
yang
menaik,
akan
memberikan
maksud pertanyaan.
Ritme
adalah
pola
pemberian
aksen
pada
kata
dalam
untaian
tuturan
kalimat
(Tata
Bahasa
Baku
Bahasa
Indonesia,
2003).
Pemberian
aksen
itu
dilakukan
dalam
selang waktu yang sama pada beberapa bahasa dan selang waktu yang berbeda untuk
beberapa bahasa
yang
lain. Pemberian aksen pada selang waktu
yang sama terlihat pada
bahasa Inggris contohnya:
He
/reads
/the book
They
/are reading
/together
Setiap bagian diucapkan dengan jangka waktu yang sama. Sedangkan pada bahasa
Indonesia mengikuti ritme yang berdasarkan jumlah suku kata, makin banyak suku kata,
makin lama pula waktu untuk melafalkannya. Contohnya:
Saya
/makan
/nasi
Profesor itu
/mempublikasikan
/penelitiannya
Kalimat kedua dilafalkan lebih lama karena memiliki jumlah suku kata yang lebih
banyak daripada kalimat pertama.
|