3
BAB 2
DATA DAN ANALISA
2.1 Sumber Data
Sumber
data
dan
informasi
diperoleh
dari
berbagai
sumber,
antara
lain
berupa
literatur yang ada hubungannya dengan tema yang diangkat, yaitu mengenai Tarot, cerita
rakyat, wayang, batik, dan budaya Jawa pada umumnya, baik elektronik maupun non-
elektronik; wawancara ringan dengan narasumber para pengguna Tarot; serta informasi
dari berbagai museum, diantaranya museum tekstil dan museum wayang.
2.2 Data dan Literatur
2.2.1 Tarot
2.2.1.1 Tarot dan Sejarahnya
Menurut artikel yang dipublikasikan pada
(2007) maupun http://en.wikipedia.org/wiki/tarot (2007), Tarot adalah sekelompok kartu
|
4
berjumlah 78 lembar yang umumnya digunakan untuk kepentingan spiritual atau
ramalan nasib. 22 kartu disebut Arcana Mayor dan 56 kartu disebut Arcana Minor. Set
Tarot
yang paling
populer
adalah Tarot
Rider-Waite-Smith yang diciptakan
oleh
A.E
Waite dan
ilustrator Pamela Colman Smith. Dokumen sejarah mengindikasikan bahwa
Tarot berasal dari Italia.
Permainan
kartu
pertama
kali
dibuat
di
Eropa
pada
akhir
abad
ke-14.
Semua
bukti
menunjukkan kalau dek Tarot pertama dibuat antara tahun 1410 sampai 1430, di
Milan, Ferrara, atau Bologna, bagian utara Italia, dimana mulai ada kartu-kartu
berilustrasi yang ditambahkan ke 4 jenis dek yang lebih biasa dan sudah ada. Bukti
keberadaannya ada dalam pernyataan resmi tertulis pada catatan pemerintah di Ferrara
tahun 1442. Kartu Tarot tertua yang masih ada adalah 15 pecahan dek yang dilukis pada
pertengahan abad ke-15 untuk penguasa Milan saat itu, keluarga Visconti-Sforza.
Tidak diketahui kapan Tarot mulai dipakai untuk urusan ramal-meramal. Tidak
ada bukti yang merujuk ke arah sana sampai abad ke-18. Namun meramal dengan
menggunakan kartu yang sejenis tercatat ada pada tahun 1540 dengan terbitnya buku
berjudul The Oracles of Francesco Marcolini da Forli dimana buku tersebut
memberikan cara sederhana meramal menggunakan set koin dari dek kartu bermain.
Manuskrip dari tahun 1735 yaitu The Square of Sevens dan tahun 1750 yaitu
Pratesi
Cartomancer
mendokumentasikan
arti-arti
kasar
kartu-kartu
dalam tarot,
termasuk
sistem pengurutan
dan
pembacaannya.
Tahun
1765,
Giacomo
Casanova
menulis di catatan hariannya kalau salah seorang kekasihnya dari Rusia selalu
menggunakan dek kartu bermain sebagai alat meramal.
Tahun 1781, Antoine Court de Gebelin menulis suatu penjabaran sejarah yang
spekulatif
mengenai
sistem
dan
detil
penggunaan
Tarot
untuk
meramal
nasib.
Sejak
|
5
publikasi
tulisannya,
berbagai
penjelasan asal
usul
Tarot
dikemukakan,
namun
kebanyakan
masih
diragukan
kebenarannya.
Tidak
ada
bukti
jelas
kalau
kartu-kartu
Tarot awal yang masih digambar dengan tangan dan digunakan oleh para bangsawan
Italia berasal dari Mesir kuno atau India kuno.
Sementara
hubungan
antara
kartu
Tarot
dan
kartu
permainan
memiliki
bukti
yang tercatat dengan baik. Kartu permainan pertama kali muncul di Eropa Kristen
sekitar tahun 1367. Sebelumnya kartu ini selama beberapa dekade digunakan di Spanyol
yang
saat
itu
memeluk
agama
Islam.
Sumber-sumber
awal
dari
Eropa
menyebutkan
kalau dek terdiri dari 52 kartu seperti dek kartu modern dan tanpa joker. 78 kartu pada
Tarot
merupakan hasil
penambahan
21
kartu
trump
dan
The
Fool (yang
dalam dunia
modern dikenal sebagai Joker) pada 56 lembar kartu sebelumnya.
Gereja
Katolik
dan pemerintah
daerah
di
Eropa
tidaklah
selalu melarang
permainan Tarot. Beberapa daerah bahkan memperbolehkan warganya memainkan Tarot
dimana
permainan
kartu
sejenis
lainnya
jelas-jelas
dilarang.
Hak eksklusif
tersebut
tidaklah
berlangsung
lama.
Pada
akhir
abad ke-14
seorang
penceramah
dari
Swiss,
Johannes
von Rheinfelden, secara tiba-tiba menyerang perjudian dan permainan kartu.
Tractus de moribus et disciplina humanae conversationis diterbitkan di tahun 1370
(Beberapa ahli menyatakan 1377).
Sebagai akibat dari pernyataan
ini, John I dari Castile, pemerintah Firenze dan
Basel secara bersamaan menerbitkan larangan bermain kartu. Beberapa tempat seperti
Regensburg
dan
Duchy
of
Brabant pun
menerbitkan
larangan
serupa
di
tahun
1379.
Bernard Siena memberi ceramah bahwa kartu bermain adalah hasil ciptaan setan.
Tarot-tarot tertua saat ini dibuat pada awal sampai pertengahan abad ke-15.
Ketiga set kartu tersebut adalah milik keluarga Visconti, keluarga yang paling berkuasa
|
6
di Milan pada saat itu. Kartu-kartu tersebut dilukis untuk merayakan perkawinan antara
keluarga Visconti dan Sforza, kemungkinan besar oleh Bonifacio Bembo dan pelukis-
pelukis miniatur dari Ferrara. 35 kartu disimpan di Perpustakaan Pierpont Morgan, 26
kartu
di Accademia
Carrara, 13
kartu
di
Casa
Colleoni, dan
4
kartu
(Devil,
Tower,
Three
of
Swords,
dan
Knight
of
Coins)
tidak
dapat
ditemukan,
atau
mungkin
tidak
pernah
dibuat.
Set
kartu
'Visconti-Sforza' ini
direproduksi secara
meluas.
Dalam set
tersebut, Arkana
Minor (kartu-kartu
Pedang,
Tongkat, Koin dan Cawan)
dan Arkana
Mayor digabungkan untuk merefleksikan ikonografi konvensional pada saat itu.
Ilustrasi dan interpretasi Tarot berkembang sejalan dengan perkembangan jaman.
Seringkali, ilustrasi Tarot dibentuk untuk melayani
pandangan
mistis
dan
kebutuhan
penggunanya. Berdasarkan interpretasi Arthur Edward Waite, artis Pamela Colman
Smith melukis satu set lukisan Arkana Mayor. Hasil karya mereka kemudian diterbitkan
oleh
perusahaan
percetakan,
Rider
Company.
Set
Tarot
ini
menjadi
set
yang paling
populer di peradaban modern. Set kartu tersebut dikenal juga dengan sebutan Tarot
Rider-Waite-Smith. A.E.
Waite
menerbitkan buku petunjuk
interpretasi
Tarotnya, The
Pictorial Key to the Tarot (1910).
Dua puluh dua kartu
yang terdapat dalam Arcana
Mayor banyak menimbulkan
perdebatan, baik arti dari set itu sendiri, maupun interpretasi masing-masing kartu.
Secara
umum,
Arcana
Mayor
dimengerti
sebagai perjalanan
hidup the
Fool,
melalui
segala prahala dan rintangan sampai akhirnya dia menemukan kebijaksanaan. Pengertian
tersebut diusulkan oleh Eden Gray pada pertengahan abad ke-20.
Tarot dikaitkan dengan berbagai bidang studi seperti Astrologi, Numerologi
Pythagoras, Kabalah, I Ching, dan
lain-lain. Empat simbol Minor Arcana sering
|
7
diasosiasikan dengan empat elemen dasar: udara (Pedang), api (Tongkat), air (Cawan),
dan tanah/batu (Pentacle/Koin).
2.2.1.2 Arkana Mayor
Arkana Mayor atau Major Arcana juga sering disebut dengan nama Trump
Major. Dalam permainan maupun ramal meramal kartu ini memegang peranan penting.
Umumnya di masing-masing kartu terdapat angka Romawi dengan dekorasi yang
identik.
Arkana Mayor memiliki ilustrasi
yang menggambarkan suatu suasana dengan
manusia atau beberapa manusia dengan banyak elemen-elemen simbolis.
Tiap
nomor
memiliki
nama
kartu masing-masing.
Namun
pada
Tarot
jaman
sekarang penggunaan nomor dan nama
kartu bukan sesuatu yang mutlak harus ada.
Kadang ada jenis dek kartu yang tidak menggunakan nomor romawi, kadang ada yang
tidak menggunakan nama
kartu, bahkan
kadang
masing-masing
kartu
hanya
berisi
ilustrasi gambar. Jenis-jenis Tarot awal tidak memiliki nama maupun nomor mengingat
kebanyakan orang pada masa itu buta huruf.
Ilustrasi
gambar
memegang
peranan
penting
dalam Arkana
Mayor.
Kadang
penafsiran dilakukan hanya berdasarkan gambar tanpa menghiraukan nama kartu atau
tulisannya. Oleh
karena
itu
Arkana
Mayor
memiliki
ilustrasi
yang penuh akan
simbolisme dan dianggap
memiliki
suatu
arti
yang
penting dan
besar. Menurut
Joan
Bunning
pada
(2005), berikut ini adalah daftar kartu dan
makna dari arkana mayor :
|
![]() 8
Gambar 2.1 Gambar Kartu The Fool dari Jenis Dek Tarot Raider-Waite
0 - The Fool - Si Badut
Arti Kunci : Awal Mula, Spontanitas, Kenaifan, Kebodohan, Kepolosan
Gambar : Menggambarkan sosok laki-laki muda yang sepertinya hendak bertualang. Ia
berjalan di sisi jurang namun tatapannya mengarah ke langit atas. Ditemani oleh seekor
anjing,
ia
membawa
sekuntum
mawar
dengan tongkat
wasiat
dan
kantong
bersulam
yang terikat pada tongkat tersebut.
Gambar 2.2 Gambar Kartu TheMagician dari Jenis Dek Tarot Raider-Waite
I - The Magician - Sang Penyihir / Sang Pesulap
Arti Kunci
:
Aksi, Kesadaran, Kekuatan, Konsentrasi, Potensi, Bakat, Kreatifitas,
Intensi, Motivasi, Kepintaran, Rencana
|
![]() 9
Gambar : Sosok pria berjubah panjang, diatas kepala maupun ular di pinggangnya
menggambarkan keabadian. Diatas mejanya terdapat cawan, pedang, tongkat, dan koin,
dimana keempatnya merupakan elemen-elemen dalam kartu Tarot.
Gambar 2.3 Gambar Kartu The High Priestess dari Jenis Dek Tarot Raider-Waite
II - The High Priestess - Pendeta Wanita
Arti Kunci : Intuisi, Kepekaan, Suara Hati, Pasif, Potensi, Misteri
Gambar
:
Seorang
wanita
menggunakan
jubah panjang duduk diantara 2 pilar. Di
tangannya
terdapat kitab bertuliskan Tora dan di kakinya
terdapat bulan sabit. Dia
menggunakan hiasan kepala dengan globe di tengahnya dan menggunakan hiasan salib
di dadanya. 2 Pilar di sisinya bertuliskan B dan J yang melambangkan pilar kuil Salomo.
Gambar 2.4 Gambar Kartu The Empress dari Jenis Dek Tarot Raider-Waite
|
![]() 10
III - The Empress - Sang Ratu
Arti
Kunci
:
Feminim,
Kewanitaan,
Ibu,
Kehidupan,
Kekayaan,
Kemewahan,
Kecantikan, Fisik, Natural
Gambar : Seorang Ratu bermahkota bintang duduk diatas kursi tahta dengan latar
belakang
hutan dan
ladang
gandum di depannya.
Di tangannya ia
memegang
tongkat
kekuasaan dan di kakinya terdapat perisai berbentuk hati dan berlambang Venus.
Gambar 2.5 Gambar Kartu The Emperor dari Jenis Dek Tarot Raider-Waite
IV - The Emperor - Sang Kaisar
Arti
Kunci
:
Maskulin,
Ayah,
Struktur,
Kekuasaan,
Ketegasan,
Keteraturan,
Kepemimpinan
Gambar : Seorang Raja dengan wibawa dan ketegasannya duduk diatas kursi tahta batu.
Tangan kanannya memegang tongkat kekuasaan.
|
![]() 11
Gambar 2.6 Gambar Kartu The Hieropant dari Jenis Dek Tarot Raider-Waite
V - The Hieropant - Pendeta Pria
Arti Kunci : Pendidikan, Rasionalitas, Pengetahuan, Pemahaman, Tradisi, Disiplin,
Konvensional, Organisasi
Gambar
:
Seorang
pria suci
mengangkat tangan
kanannya
dengan
2
jari
menunjuk ke
langit, sementara tangan kirinya memengang tongkat kekuasaan bersalib 3. Tahtanya
merupakan tahta spiritual dan dihadapannya terdapat 2 uskup. Ia mengenakan 3 mahkota
dan terdapat kunci Surga di bawah kakinya.
Gambar 2.7 Gambar Kartu The Lovers dari Jenis Dek Tarot Raider-Waite
VI - The Lovers - Para Kekasih / Sepasang Kekasih
|
![]() 12
Arti Kunci : Relasi, Hubungan, Cinta, Seks, Nilai-nilai Personal, Pernikahan, Dedikasi,
Komitmen, Kesetiaan, Moral, Etika, Kasih Sayang
Gambar
:
Pemuda
dan
pemudi berdiri di
Taman
Eden.
Diatas
mereka
terdapat
sosok
malaikat yang memberikan berkatnya bersama kemegahan cahaya Matahari.
Gambar 2.8 Gambar Kartu The Chariot dari Jenis Dek Tarot Raider-Waite
VII - The Chariot - Kereta Perang
Arti Kunci
:
Kemenangan,
Sukses,
Dominasi,
Keinginan Kuat, Percaya
Diri,
Emosi,
Kontrol Keras
Gambar : Pemuda yang kuat berdiri diatas kereta perang yang ditarik oleh 2 ekor sphinx.
Yang satu berwarna
hitam dan yang satu berwarna putih. Kepala pemuda
itu memakai
helm emas. Tangannya memegang tongkat atau pedang.
Gambar 2.9 Gambar Kartu Strenght dari Jenis Dek Tarot Raider-Waite
|
![]() 13
VIII - Strenght Kekuatan
Arti Kunci
:
Kontrol
Lembut,
Kesabaran,
Penerimaan, Stamina,
Toleransi,
Kebaikan,
Persuasif, Ketahanan
Gambar : Sesosok wanita muda dengan tenang menutup mulut seekor singa dan
menuntunnya. Wanita itu mengenakan gaun putih panjang dengan ikat pinggang bunga
sebagai hiasannya. Diatas kepalanya terdapat lambang keabadian.
Gambar 2.10 Gambar Kartu The Hermit dari Jenis Dek Tarot Raider-Waite
IX - The Hermit - Sang Petapa
Arti Kunci : Kesunyian, Pemahaman, Introspeksi, Fokus ke Dalam, Personal,
Kebijaksanaan, Kesendirian
Gambar : Seorang pria tua dengan jubah panjang berada di tanah pembuangan. Ia
memegang
lentera
berisi
bintang
yang
bersinar
dengan
tangan kanannya
untuk
menerangi perjalanan. Tangan kirinya memegang tongkat yang panjang.
|
![]() 14
Gambar 2.11 Gambar Kartu Wheel of Fortune dari Jenis Dek Tarot Raider-Waite
X - The Wheel of Fortune - Roda Keberuntungan
Arti Kunci : Nasib, Kejutan, Perubahan, Pergantian Arah, Keberuntungan atau Kesialan,
Perkembangan
Gambar
:
Sebuah roda
melayang di
langit. Pada keempat sudut kartu terdapat
mahluk
bersayap. Bagian atas roda dijaga oleh Sphinx. Sementara di bagian bawah roda terdapat
ular dan sosok iblis.
Gambar 2.12 Gambar Kartu Justice dari Jenis Dek Tarot Raider-Waite
XI - Justice Keadilan
Arti Kunci : Keadilan, Prinsip Etis, Legal, Kejujuran, Kesamarataan, Tanggung Jawab,
Keputusan, Keseimbangan, Karma
|
![]() 15
Gambar : Wanita berjubah
memegang pedang
yang
menghadap keatas di tangan
kanannya dan memegang timbangan di tangan kirinya.
Gambar 2.13 Gambar Kartu The Hanged Man dari Jenis Dek Tarot Raider-Waite
XII - The Hanged Man - Pria Digantung
Arti Kunci
:
Penyerahan diri, Menyerah, Berubah Pikiran, Melihat dari sudut pandang
lain, Menunggu Kesempatan, Pengorbanan, Tanpa Pamrih
Gambar
:
Seorang pria diikat kaki kanannya dan digantung secara terbalik pada kayu
yang hidup. Ekspresinya tenang dan kepalanya bersinar. Kaki kirinya yang tidak terikat
ditekuk menyilang.
Gambar 2.14 Gambar Kartu Death dari Jenis Dek Tarot Raider-Waite
|
![]() 16
XIII - Death Maut
Arti Kunci : Penyelesaian, Transisi, Eliminasi, Perubahan, Kembali ke Awal,
Reinkarnasi, Mengikuti Nasib
Gambar : Sosok tengkorak berbaju ksatria hitam mengendarai kuda putih. Sekelilingnya
penuh dengan pemandangan kematian atau sekaratnya orang-orang dari berbagai kelas.
Ia memegang bendera hitam bergambar bunga putih.
Gambar 2.15 Gambar Kartu Temperance dari Jenis Dek Tarot Raider-Waite
XIV - Temperance Pengendalian
Arti Kunci : Pengendalian Diri, Kerendahan Hati, Netral, Keseimbangan, Harmoni,
Penyembuhan, Konsolidasi
Gambar
:
Sesosok
malaikat bersayap
dan
berjubah putih
menuangkan air
dari
cawan
yang satu ke cawan lain di tangannya. Ia berdiri dengan satu kaki diatas kolam dan satu
kaki menginjak tanah. Kepalanya bersinar dengan
lambang
matahari
di
dahinya
dan
terdapat
lambang segitiga di bagian dada nya. Pada latar belakangnya terdapat gunung
yang bersinar dengan jalan setapak untuk menuju ke arahnya.
|
![]() 17
Gambar 2.16 Gambar Kartu The Devil dari Jenis Dek Tarot Raider-Waite
XV - The Devil Iblis
Arti Kunci : Keterbatasan, Godaan, Materialistik, Keterbudakan, Situasi yang tak
diinginkan, Ketidak
hati-hatian,
Ketakutan, pikiran
sempit,
ketidak
pedulian,
Negatif,
Ketidak percayaan
Gambar
: Sosok kambing
bertanduk
dengan
sayap kelelawar.
Tangan kanannya
terangkat dan diatas kepalanya terdapat lambang bintang yang terbalik. Ia duduk diatas
dua sosok pria dan wanita yang terantai di leher.
Gambar 2.17 Gambar Kartu The Tower dari Jenis Dek Tarot Raider-Waite
XVI - The Tower Menara
|
![]() 18
Arti
Kunci
: Perubahan
mendadak, Chaos,
Kehancuran,
Krisis,
Ledakan
Emosi,
Kejatuhan, Penderitaan, Kejutan Mendadak
Gambar : Sebuah menara hancur terbakar dan tersambar petir. Terlihat 2 sosok manusia
yang terlempar ke bawah.
Gambar 2.18 Gambar Kartu The Star dari Jenis Dek Tarot Raider-Waite
XVII - The Star Bintang
Arti Kunci
:
Harapan, Positif, Ketenangan, Berkat, Inspirasi, Motivasi, Membuka
Hati,
Murah Hati, Kedamaian, Harmoni
Gambar
:
Seorang
wanita
telanjang
berlutut di kolam dengan
memegang
2
guci
yang
mengalirkan air. 1 guci airnya menuju langsung ke kolam sementara guci lainnya airnya
mengaliri
tanah.
Diatas
wanita tersebut
terdapat
bintang besar
dengan 7 bintang kecil
mengelilinginya.
|
![]() 19
Gambar 2.19 Gambar Kartu The Moon dari Jenis Dek Tarot Raider-Waite
XVIII - The Moon Bulan
Arti
Kunci
:
Ketakutan,
Ketidak
nyamanan,
Ilusi,
Kesalahpahaman,
Tidak
Realistis,
Imajinasi, Fantasi, Tersesat, Kebingungan
Gambar : Bulan muncul dengan wajah sedih, di bawahnya terdapat 2 ekor anjing yang
menggonggong ke arahnya. Terdapat pilar di sisi kiri dan sisi kanan dan terdapat kolam
di bagian bawah. Dari kolam tersebut keluar seekor kalajengking.
Gambar 2.20 Gambar Kartu The Sun dari Jenis Dek Tarot Raider-Waite
XIX - The Sun Matahari
Arti Kunci
: Pencerahan, Kebenaran, Kebahagiaan, Pusat Perhatian, Antusiasme,
Kepercayaan Diri, Expansif
|
![]() 20
Gambar
:
Sosok
anak kecil
yang
telanjang
mengendarai
kuda dengan
wajah
gembira
dengan
membawa
bendera
panjang berwarna
merah.
Di belakangnya terdapat
bunga-
bunga matahari yang menghadap ke depan dan diatasnya matahari bersinar terang.
Gambar 2.21 Gambar Kartu Judgement dari Jenis Dek Tarot Raider-Waite
XX - Judgement Penghakiman
Arti Kunci
:
Pengadilan, Kelahiran Kembali,
Keputusan,
Transformasi,
Kebahagiaan,
Panggilan Hidup, Pertobatan
Gambar
:
Dari
atas
awan sesosok malaikat meniupkan
terompet yang berhias bendera
putih dengan salib merah. Di bawahnya terdapat orang-orang yang berdiri dan bangkit
keluar dari kubur atau peti matinya masing-masing.
Gambar 2.22 Gambar Kartu The World dari Jenis Dek Tarot Raider-Waite
|
21
XXI - The World Dunia
Arti Kunci
:
Integrasi, Keseluruhan,
Kesatuan, Kesempurnaan,
Pemenuhan,
Mencapai
Tujuan, Solusi yang baik, Mimpi yang menjadi kenyataan, Aktif, Kontribusi,
Keterlibatan, Kepuasan Hidup
Gambar : Seorang wanita berselendang terbang dan menari di langit dengan memegang
tongkat
kekuasaan di
masing-masing
tangannya.
Ia
dibingkai
suatu
jalinan
berwarna
hijau dan berpita merah berbentuk oval. Di
sudut kartu terdapat empat mahluk yang
melambangkan dunia.
Referensi arti dalam bahasa Indonesia dan penggambaran ilustrasi diatas diambil
dari Buku Penuntun Tarot (Geddes dan Groset, 2002) dan Tarot (da Silva, 2004).
2.2.1.3 Arkana Minor
Arkana
Minor
merupakan
jenis
set
kartu
yang
di
jaman
sekarang
ini
paling
sering
dijumpai dalam
bentuk
kartu
remi. Jika
kartu
remi
memiliki
4
simbol
seperti
spade (sekop), diamond (kaca), club (keriting), dan heart (hati), maka kartu Tarot juga
memiliki
4
simbol
yaitu
sword
(pedang),
wand
(tongkat),
pentacle (koin),
dan
cup
(cawan). Masing-masing
set simbol terdiri dari ace (as), 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, page
(pelayan / calon ksatria), knight (ksatria), queen (Ratu), dan King (Raja). Masing-masing
memiliki arti sendiri-sendiri.
Berdasarkan
artikel
pada
(2007),
Wand
atau
disebut
juga
staff memiliki
simbol
tongkat dan
elemen
api.
Lambang
ini
|
![]() 22
menyimbolkan
energi dan kreatifitas.
Pentacle atau Coin memiliki
simbol
koin emas.
Elemen yang diwakilinya adalah tanah yang melambangkan kekayaan material dan fisik.
Cup juga sering disebut chalice dan memiliki lambang cawan. Set ini mewakili elemen
air
yang
melambangkan
emosi
dan
cinta
kasih.
Kemudian sword yang
berlambang
pedang mewakili elemen angin. Sword menyimbolkan alasan dan keinginan.
Masing-masing
kartu
Arkana Minor
memiliki
maknanya
sendiri-sendiri
sebagaimana Arkana Mayor, namun Arkana Minor biasanya diimpretasikan lebih sempit
dan tidak sepenting Arkana Mayor. Dalam Tarot kadang ada jenis dek yang memberikan
ilustrasi pada masing-masing Arkana Minor, namun kadang ada juga yang hanya
menampilkan lambang dan angkanya saja.
Gambar 2.23 Gambar-Gambar Deret Kartu Bersimbol Wand dari Jenis Dek Tarot
Raider-Waite
|
![]() 23
Gambar
2.24
Gambar-Gambar
Deret Kartu
Bersimbol
Pentacle dari
Jenis
Dek
Tarot
Raider-Waite
|
![]() 24
Gambar 2.25 Gambar-Gambar Deret Kartu Bersimbol Cup dari Jenis Dek Tarot Raider-
Waite
|
![]() 25
Gambar 2.26 Gambar-Gambar Deret Kartu Bersimbol Sword dari Jenis Dek Tarot
Raider-Waite
2.2.1.5 Membaca Tarot
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya masing-masing kartu dalam dek Tarot
memiliki
makna
yang
berbeda-beda.
Dalam peramalan,
pembacaan
makna
itu
juga
disesuaikan
dengan
urutan
penyusunan,
pertanyaan dari
si penanya,
serta
interpretasi
dan
intuisi
masing-masing
pembaca
kartu.
Dalam pembacaan
kartu
Tarot,
penanya
disebut dengan sebutan querent.
|
![]() 26
Tergantung si pembaca kartu, kadang ada yang mengocok kartunya dengan
sangat acak sampai memungkinkan adanya kartu yang diletakkan dengan posisi terbalik.
Jika demikian biasanya makna kartu menjadi negatif, atau ada juga yang menafsirkan
maknanya kebalikan dari makna asalnya.
Cara pengocokan kartu juga biasanya tergantung pada
si pembaca atau pemilik
kartu.
Ada
yang
meminta querent mengocok kartunya sendiri, ada juga
yang meminta
querent sekedar memilih deretan yang sudah dikocok dan dipilah oleh pembaca kartu.
Namun ada juga yang sepenuhnya mengocok kartunya sendiri dengan alasan
meminimalkan kontak kartu dengan orang lain selain si pemilik.
Setelah dikocok kartu disusun dalam susunan tertentu. Di jaman sekarang ini ada
banyak sekali susunan pembacaan tarot mulai dari yang paling sederhana sampai yang
paling rumit dan membutuhkan banyak kartu. Pemilik kartu juga kadang dapat membuat
suatu susunan sendiri yang sesuai untuk dirinya dan susunan tersebut tidak perlu diakui
secara
universal. Meski demikian ada 2 jenis penyusunan kartu yang paling
universal
dan sering dipakai dimana-mana.
Gambar 2.27 Bentuk Penyusunan 3 Kartu Tarot Sederhana
Bentuk
penyusunan
diatas
diambil
dari
(Bunning,
2005), merupakan penyusunan yang sangat dasar dan cukup universal. Biasanya dipakai
untuk pengguna Tarot yang masih pemula atau untuk pertanyaan-pertanyaan yang tidak
|
![]() 27
terlalu
rumit.
Kartu
pertama
menunjukkan
masa
lalu querent
atau
masa
lalu
yang
berhubungan dengan hal-hal yang ditanyakan. Kartu kedua menunjukkan masa
sekarang,
bisa
baru-baru
ini
terjadi
atau
sebentar
lagi
akan
terjadi.
Kemudian
kartu
ketiga menunjukkan masa depan dan umumnya menunjukkan hasil yang akan terjadi.
Untuk kebutuhan
tertentu,
penafsiran dapat
diubah
dimana
kartu
pertama
menjadi hal-hal umum yang berhubungan dengan pertanyaan atau querent. Kartu kedua
menjadi
hal-hal
yang
bermasalah
dan
harus diperhatikan dalam
hubungannya dengan
hal-hal
yang
ditanyakan.
Kartu
ketiga
kemudian
dapat
diartikan
sebagai
solusi
atau
saran.
Bentuk penyusunan kartu lainnya adalah Celtic Cross (Salib Keltik). Bentuk ini
lebih rumit dan membutuhkan 10 kartu dalam pembacaannya, namun penyusunan
dengan
urutan ini dapat dikatakan paling
universal dan hampir semua pengguna
Tarot
mengenal serta menggunakannya.
Gambar 2.28 Bentuk Penyusunan Celtic Cross
|
28
Berdasarkan
keterangan
Joan
Bunning
(2005),
kartu pertama merupakan inti permasalahan atau hal-hal yang terjadi di masa sekarang.
Kartu kedua
adalah
faktor
yang
melawan
atau memberi efek negatif, sementara kartu
ketiga menunjukkan akar pemikiran, akar permasalahan, atau penyebab secara tidak
sadar. Kartu keempat mengindikasikan kejadian masa lalu. Kartu kelima menunjukkan
sikap atau tujuan tertentu. Lalu kartu keenam mengindikasikan masa depan atau
pengaruh yang akan muncul.
Kartu ketujuh merupakan hal-hal yang menyangkut pemikiran si querent atau
bahkan mengindikasikan si
querent sendiri. Sedangkan kartu
kedelapan
menunjukkan
bagaimana
pihak
luar
melihat
hal
tersebut atau
pengaruh dari
luar.
Kartu
kesembilan
adalah
saran
atau
arahan,
serta
faktor kunci
masalah.
Dan
terakhir,
kartu
kesepuluh
merupakan hasil secara umum dan secara keseluruhan.
Seperti halnya bentuk penyusunan lain, Celtic Cross juga dapat berubah fungsi
sesuai dengan
kehendak pembaca kartu. Fungsi
kartu
ketiga dan
kartu pertama
terkadang ditukar. Peletakan posisi kartu ketiga dan kelima juga kadang tertukar. Namun
bentuk penyusunan kartu jenis ini umumnya selalu seperti itu.
Pembacaan kartu Tarot sendiri cukup membutuhkan konsentrasi, karena
membutuhkan pemikiran dan intuisi untuk menafsir makna-makna tarot sesuai dengan
posisinya
masing-masing
serta
sesuai
dengan
kebutuhan
querent,
belum lagi
mempertimbangkan
kondisi
dan latar belakang si querent. Ada juga kepercayaan
sebagian pengguna Tarot kalau ketika menggunakan Tarot dapat menyerap energi dan
tenaga batin.
Jenis-jenis pertanyaan tertentu juga sebenarnya harus
dihindari,
terutama jenis
pertanyaan yang cenderung menghindari tanggung jawab. Sebab hal-hal yang cederung
|
29
bersifat
keputusan
dan
tanggung
jawab
pada akhirnya
ada
di
tangan
masing-masing
individu, bukan pada Tarot.
2.2.1.6 Tarot Sebagai Permainan
Pada artikel yang tertulis di
(2007),
permainan yang menggunakan 78 kartu Tarot dikenal di Prancis dan negara berbahasa
Perancis seperti Canada. Permainan
ini
kadang
juga
disebut
sebagai French
Tarot.
Simbol
pada kartunya
seperti seimbol
pada
kartu
remi,
menggunakan spades
(sekop),
diamonds (kaca), clubs (keriting), dan hearts (hati). Masing-masing terdiri dari deret 1
sampai 10, jack (valet), knight (cavalier), queen (dame), dan king (roi). Permainan ini
umumnya dilakukan 3-4 orang. Dapat dimainkan oleh 5 orang dengan sedikit variasi.
Tarot sendiri sebenarnya dapat dimainkan sebagaimana halnya kartu remi biasa
dengan membuang kartu-kartu Arkana Mayor dan kartu-kartu calon ksatria (page)
sehingga
menjadi dek dengan 52 kartu. The Fool
masih bisa digunakan sebagai Joker.
Permainan dan penggunaan kartu dapat dikembangkan sesuai dengan kreatifitas dan
keinginan para pemainnya.
2.2.1.7 Tarot dan Ilmu Psikologi
Dibanding dengan hal-hal yang bersifat
klenik, Tarot sebenarnya erat
hubungannya dengan ilmu psikologi karena para pembaca Tarot sadar maupun
tidak
sadar umumnya memperhitungkan latar belakang dan psikologi pemikiran penanya yang
ada di depannya ketika membacakan makna kartu Tarot.
|
30
Menurut Ibu Ani Sekarningsih, pembuat Tarot Wayang dan juga pemilik
Padepokan Tarot Indonesia, Tarot sebenarnya
sangat
rasional
dan
mencakup
banyak
disiplin ilmu, terutama
Ilmu Psikologi. Selain itu mencakup juga ilmu sosiologi,
antropologi, bahkan sampai kepada ilmu bisnis dan ekonomi. Simbolisme
dan makna
pada Tarot juga dirancang untuk disesuaikan dengan kondisi psikologis manusia. Oleh
karena itulah Tarot dapat dipakai sebagai media pendekatan psikologis untuk mencari
akar
penyebab
suatu
masalah,
bukan
untuk
meramal
masa
depan
atau
hal-hal
yang
berbau gaib. Tarot juga bertujuan untuk membuka wawasan dan pikiran atas jatidiri
seseorang, bukan membuat seseorang menjadi tergantung pada Tarot dan penggunanya.
Pada
artikel Aspek Jungian dalam Tarot (Audifax, 2005, http://www.mail-
archive.com/filsafat@yahoogroups.com/msg00750.html), manusia juga mahluk yang
mengkonsumsi
berbagai
macam tanda
dan
simbol.
Segala
kebermaknaan
manusia
diungkapkan, dikonstruksi, dan dikomunikasikan dalam tanda dan simbol. Tarot sendiri
bekerja
melalui
dunia
yang berada di
luar manusia
lalu
masuk
ke
dalamnya
melalui
simbol-simbol yang ada. Carl Jung merupakan psikolog pertama yang menekankan
pentingnya simbolisme Tarot dan melihat Tarot sebagai bentuk archetype
(tipe-tipe
dasar
seseorang atau
situasi
yang
tertanam pada
alam
bawah
sadar
semua
manusia),
misalnya saja kartu The Emperor
yang secara singkat
menggambarkan
figur pemimpin
atau figur ayah.
Teori ini kemudian banyak dipakai dalam penggunaan beberapa kasus
psikologis. Berdasarkan pada artikel http://en.wikipedia.org/wiki/Tarot_reading (2007),
beberapa psikolog menggunakan kartu Tarot untuk
mengidentifikasi bagaimana pasien
mereka
melihat
dirinya
sendiri
atau
mengidentifikasikan situasi
yang
sedang
mereka
alami.
Tarot
dikatakan
sebagai bahasa
bawah sadar
yang dapat dianalisa
dalam
level
|
31
yang sadar. Meskipun demikian,
metode
ini bukan
metode psikologis
yang
lazim dan
resmi digunakan. Banyak psikolog masa sekarang yang bersikap kritis dalam
menanggapi metode tersebut. Ada juga pandangan yang mengatakan kalau Tarot
menyimbolkan representasi gambaran perkembangan kehidupan manusia dan evolusi
manusia di masa depan.
2.2.1.8 Tarot Era Modern
Di Jaman sekarang ini, selain masih dipakai untuk bermain dan kegiatan
meramal, Tarot juga menjadi barang yang dikoleksi karena keindahannya. Oleh karena
itu ada bermacam-macam jenis dek tarot dengan nuansa tema dan budaya yang berbeda-
beda. Ilustrasi dalam kartu
Tarot juga
tidak terlalu
mengikuti aturan
yang
sudah ada.
Oleh karena
itu dimungkinkan penafsiran makna yang berbeda
untuk
nama kartu
yang
sama
jika deknya berbeda. Hal ini juga menyebabkan masing-masing dek memiliki
nuansa dan makna yang berbeda-beda meskipun arti dasarnya tetap sama.
Jenis-jenis Tarot era modern juga lebih
bermain-main
daripada
Tarot
klasik.
Misalnya saja Tarot Art Nouveau yang dipublikasikan oleh Lo Scarabeo. Makna
dasarnya sama dengan Tarot klasik namun desain ilustrasi dan simbolisme yang
digunakan ada yang berbeda. Jenis tarot ini banyak menggunakan figur wanita dan sulur
floral sebagai
elemen
utama
ilustrasi.
Penggunaan figur pria hanya dipakai pada jenis
kartu yang mengharuskan keberadaan pria. Elemen dekoratifnya pun penuh
sulur-sulur
dan hiasan bertema floral yang sangat khas art nouveau.
|
![]() 32
Gambar 2.29 Beberapa Kartu dari Dek Tarot Art Nouveau
Ada juga Whimsical Tarot yang memadukan cerita-cerita dongeng klasik dunia
sebagai ilustrasi dan makna masing-masing kartu. Kartu ini dibuat dengan gaya gambar
yang kekanak-kanakan dan ditargetkan untuk anak-anak. Jenis Innerchild Tarot juga
mengambil tema serupa.
Gambar 2.30 Beberapa Kartu dari Dek Tarot Whimsical
|
![]() 33
Gambar 2.31 Beberapa Kartu dari Dek Tarot Innerchild
Perpaduan Tarot dengan budaya Asia dan Afrika juga diminati. Ada beberapa
Tarot yang memakai budaya Arab, Cina, dan Jepang. Budaya Oriental ini mendapat
tempatnya tersendiri, bahkan ada juga jenis Tarot yang menggunakan gaya komik
Jepang yang dibuat dengan sangat artistik sebagai ilustrasinya. Begitu pula dengan Tarot
dengan nuansa budaya Afrika, budaya Mesir mendominasi dalam jenis Tarot yang satu
ini. Hal tersebut dapat dikarenakan mitos Mesir sebagai asal-usul kartu Tarot.
Gambar 2.32 Beberapa Kartu dari Dek Tarot China
|
![]() 34
Gambar 2.33 Beberapa Kartu dari Dek Tarot Feng Shui
Gambar 2.34 Beberapa Kartu dari Dek Tarot Egyptian Grand Trump
Gambar 2.35 Beberapa Kartu dari Dek Tarot Ukiyo E
|
![]() 35
Masih ada ratusan jenis dek Tarot dengan gaya ilustrasi dan tema yang berbeda,
surealis, menggunakan hewan, menggunakan icon terkenal, bahkan sampai minuman
keras dan baseball pun dapat dijadikan elemen Tarot. Pembuatannya pun berbagai cara
mulai dari ilustrasi manual dengan berbagai media, menggunakan efek-efek komputer,
sampai
ada juga
yang
menggunakan
fotografi
murni. Hal inilah
yang kemudian
menjadikan Tarot diminati sebagai benda koleksi karena keragamannya.
Gambar 2.36 Beberapa Kartu dari Dek Tarot Alcohol
Gambar 2.37 Beberapa Kartu dari Dek Tarot Baseball
|
![]() 36
Gambar 2.38 Beberapa Kartu dari Dek Tarot New Millenium
2.2.2 Cerita Rakyat
2.2.2.1 Dongeng, Mitos, dan Legenda
Di setiap tempat di seluruh dunia ini, dimana ada manusia dan peradaban, disitu
pasti berkembang cerita-cerita seperti dongeng, mitos, dan legenda yang di jaman
sekarang ini dikenal dengan nama cerita rakyat.
Menurut definisi pada
(2007), Legenda
merupakan cerita dongeng dari mulut-kemulut yang bersangkutan dengan kisah-kisah
bersejarah
suatu
tempat
atau
daerah
yang fakta-faktanya seringkali
kabur.
Legenda
biasanya mengisahkan mengenai asal-usul sesuatu seperti tempat dan tradisi tertentu.
Kisah-kisah legenda sendiri tidak diakui kebenarannya, namun tempat, tradisi, atau
nama
tertentu yang dikisahkan umumnya benar-benar ada. Misalnya saja Legenda
Gunung
Tangkuban
Perahu,
dimana
gunung
tersebut benar-benar ada meskipun
legendanya tidak bisa dibilang fakta.
|
37
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997), Mitos adalah
ilmu
tentang bentuk sastra yang mengandung konsepsi dan dongeng suci mengenai kehidupan
dewa dan makhluk halus di suatu kebudayaan. Cerita penciptaan kehidupan dan cerita
tentang dewa-dewi umumnya termasuk dalam mitologi. Ada juga jenis-jenis kisah
seperti
fabel
dimana
tokoh-tokoh
dalam cerita
jenis
ini
biasanya binatang,
tumbuhan,
benda, atau kekuatan alam yang diberi personifikasi manusia.
Dongeng sendiri merupakan cerita yang tidak pernah terjadi dan umumnya
penuh hal-hal khayal yang biasanya diceritakan kepada anak-anak untuk
membangkitkan
minat
dan
daya
khayal
mereka
maupun
menanamkan
hal-hal
moral
yang ada dalam cerita tersebut. Mitos dan legenda kadang juga diceritakan kepada anak-
anak sebagai bentuk dongeng. Terkadang isi kisah dalam mitos atau legenda yang
didongengkan kepada anak-anak mengalami
perubahan tergantung dari tujuan
pendongengnya.
2.2.2.2. Perkembangan Cerita Rakyat Indonesia
Semua
dongeng,
legenda,
mitos,
fabel,
dan
lain-lain
yang
diceritakan
dengan
latar
tempat
Indonesia
dan
sudah ada
sejak dulu.
Lewat
cerita rakyat, sikap
pandang
suatu komunitas
pada
masa
silam terhadap
banyak
hal
bisa
dikenali.
Umumnya
pada
awalnya diceritakan dari mulut ke mulut dan dari generasi ke generasi sehingga
ceritanya
tetap
dikenal
hingga
sekarang.
Di jaman
sekarang
ini
cerita
rakyat
sudah
banyak
ditulis dalam bentuk
buku
untuk anak-anak.
Cerita
rakyat
umumnya
menjadi
dongeng
dan
literatur bagi
anak-anak karena dalam penceritaan
sisi
moralnya
sangat
ditekankan.
|
38
Kebanyakan cerita rakyat terkenal di Indonesia biasanya berupa legenda dan asal
usul tempat, gunung, candi, asal usul nama kota, ada banyak sekali legenda seperti itu di
Indonesia. Namun banyak juga cerita dongeng yang mengajarkan moral. Malin Kundang
misalnya, cerita ini sangat terkenal karena
mengisahkan
seorang anak
durhaka
yang
dikutuk ibunya menjadi batu. Cerita ini juga jelas tujuannya, untuk mengajarkan kepada
anak-anak agar tidak durhaka dengan orang tuanya. Atau Bawang Merah dan Bawang
Putih,
cerita
ini
secara
gamblang
menunjukkan perbedaan
moralitas
serta
akhir
yang
diterima oleh si jahat dan si baik.
Meski cerita rakyat sekarang ini kebanyakan merupakan
konsumsi
anak-anak,
kenyataan yang menarik untuk diperhatikan adalah adanya indikasi kalau beberapa
cerita rakyat sebenarnya pada awalnya diperuntukan untuk orang dewasa. Hal itu dapat
terlihat dengan unsur-unsur dewasa yang sebenarnya tidak diperuntukkan untuk anak-
anak.
Dalam Legenda
Tangkuban
Perahu
misalnya,
pembaca
yang
sudah
dewasa
umumnya
dapat
merasakan
unsur beastiality
(percintaan
dengan
hewan)
dan
incest
(percintaan
dengan kerabat
sedarah)
yang
cukup
terlihat
dalam cerita
tersebut. Versi-
versi kisah cerita rakyat jaman sekarang biasanya sudah diperhalus supaya lebih cocok
untuk anak-anak. Hal-hal seperti itu sebenarnya ada pada cerita-cerita rakyat hampir di
seluruh dunia dan pada jamannya dirasakan cukup wajar. Ajaran moral yang
berkembang
hingga
jaman sekarang
lah
yang kemudian
memberikan
pandangan
tidak
normal terhadap hal-hal seperti itu.
Figur seorang
ibu juga sangat berperan dalam cerita rakyat
Indonesia, terutama
kebanyakan terasa pada kisah-kisah dengan pria muda
sebagai tokoh utamanya.
Sementara
untuk
cerita
dengan
tokoh
utama
wanita,
wanita
cenderung
digambarkan
lebih tegar dan mandiri dan lebih lepas dari pengaruh orangtuanya. Tokoh wanita muda
|
39
juga sering digambarkan mengalami penderitaan yang menyakitkan, dan cenderung
bersabar serta hidup secara baik untuk bisa mendapatkan kebahagiaannya.
Di jaman sekarang ini keberadaan cerita
rakyat
semakin
terasa
kecil
dengan
banyaknya cerita-cerita asing yang lebih menarik minat. Selain itu budaya pendidikan
Indonesia juga
umumnya tidak banyak
yang
menggunakan cerita rakyat
sebagai suatu
bentuk
literatur
tersendiri,
terutama
dalam pelajaran
Bahasa
Indonesia.
Cerita
rakyat
sebagai salah satu bentuk tradisi lisan kian mengalami pengasingan akibat menguatnya
tradisi tulis. Cerita Rakyat juga kadang dianggap membosankan karena penokohannya
yang cenderung mengikuti archetype tertentu yang sudah baku. Misalnya tokoh utama
yang amat baik dan tokoh jahat yang amat jahat, penggambaran wanita yang baik
sebagai wanita yang penurut dan cenderung pasrah serta tabah seperti apapun keadaan
yang menimpanya, dan sebagainya.
Meskipun demikian bukannya kisah-kisah tersebut hilang sama
sekali. Cerita
rakyat seringkali diceritakan dalam pertunjukkan.
Misalnya saja di acara-acara komedi
televisi atau pertunjukan pentas drama sekolah. Namun cara penyampaian dalam bentuk
komedi umumnya merubah esensi cerita supaya lebih ceria dan diterima oleh penonton
dengan gembira. Literatur cerita rakyat secara asli juga sudah sulit ditemui karena sejak
semula cerita rakyat dikisahkan dari mulut ke
mulut
sehingga keasliannya tidak
terjamin.
2.2.2.3 Cerita Rakyat dari Jawa
Pulau Jawa merupakan tempat yang kaya akan legenda dan cerita rakyat. Dalam
satu daerah bisa terdapat 5 sampai 10 cerita atau bahkan lebih yang menjadi cerita khas
|
40
daerah
masing-masing. Meski demikian tidak banyak yang dikenal
masyarakat secara
umum.
Diantara semua
cerita
rakyat
di
Pulau Jawa,
yang paling
diingat orang
adalah
Legenda Gunung Tangkuban Perahu. Meski demikian tak banyak juga yang ingat
ceritanya
secara
lengkap.
Jaka
Tarub
dan Nawang
Wulan
juga
termasuk
kisah
yang
sangat terkenal. Ada beberapa versi cerita serupa di negara lain.
Berkut ini adalah beberapa cerita rakyat yang terkenal dari pulau Jawa beserta
sinopsis singkatnya :
Joko Bodo
Joko Bodo merupakan dongeng tentang seorang pria yang sangat naif. Suaru hari
ia menemukan mayat wanita cantik, ketika ibunya bilang wanita itu sudah meninggal ia
tidak mempercayainya sampai kemudian
mayatnya menjadi berbau busuk. Ia pun lalu
berpikiran semua orang yang berbau busuk adalah orang mati. Kemudian ketika ia dan
ibunya tak sengaja buang angin ia mengira ibu dan dirinya sudah meninggal. Joko Bodo
lalu melempar ibu dan dirinya sendiri ke arus sungai yang deras.
Joko Kendil
Joko Kendil adalah dongeng tentang pemuda yang bertubuh kecil seperti kendil
atau periuk makanan. Konon Joko Kendil cerdik dan selalu optimis. Tanpa peduli
kedudukannya
sebagai
rakyat
miskin
ia
meminta
ibunya
melamar
salah seorang
putri
raja untuk
menjadi istrinya. Permintaan
itu entah kenapa dikabulkan oleh putri bungsu
|
41
raja. Namun sejak
menikah kakak-kakak perempuannya
selalu mencemooh
sang putri
yang memilih suami berbentuk kendil.
Sampai kemudian sang putri sudah tidak tahan lagi dan dengan kesal
menghancurkan kendil yang ia lihat di kamarnya. Ternyata kendil itu adalah kendil milik
Joko Kendil yang mampu mengubahnya dari seorang pangeran tampan kembali ke
wujud kendil. Joko kendil dapat berubah menjadi pemuda gagah bagaikan pangeran bila
ada seorang putri yang mau berkorban menikah dengannya yang berwujud buruk. Sejak
kendilnya dihancurkan, Joko Kendil tak pernah lagi berwujud kendil dan ia hidup
berbahagia
bersama
sang
putri.
Sementara kakak-kakak perempuan
sang putri yang
tadinya menertawakan mereka menjadi iri dengan ketampanan suami adiknya.
Lutung Kasarung
Lutung Kasarung termasuk dongeng yang cukup klasik mengenai kebaikan dan
kejahatan. Alkisah Raja Pasir Batang mangkat dan menunjuk Purbasari yang merupakan
putri bungsu sebagai penerusnya. Hal ini menyebabkan ketidakpuasan Purbararang, putri
tertua, sehingga dengan licik ia mengubah wajah Purbasari menjadi jelek dan membuat
kulitnya
menjadi
hitam,
kemudian
mengasingkannya
ke
tengah
hutan.
Ketika
kejadian
itu
terjadi,
Guruminda
yang berasal dari dunia atas disihir
menjadi seekor
lutung oleh
ibunya dan diturunkan ke dunia manusia dengan maksud mencari calon istri yang
secantik ibunya. Namanya pun menjadi Lutung Kasarung.
Ketika Purbararang sudah memerintah, ia lalu hendak mengadakan upacara dan
meminta pemburu istana menjadi binatang kurban. Dengan cerdik Lutung Kasarung
menyuruh binatang-binatang hutan bersembunyi dan mengajukan dirinya untuk
dijadikan korban, namun di istana ia bertingkah buas dan membuat kekacauan.
|
42
Dengan niat membunuh Purbasari, Purbararang lalu menyuruh Lutung Kasarung
diberikan
kepada
Purbasari.
Namun
Purbasari
dan
Lutung
Kasarung
malah
menjadi
akrab dan berkat Lutung Kasarung Purbasari kembali ke kecantikannya yang semula.
Merasa
tidak
puas
dengan
nasib
beruntung Purbasari, Purbararang
lantas
mengajukan syarat-syarat rumit serta meminta adu kecantikan dengan Purbasari. Namun
Lutung Kasarung membantu dengan kesaktiannya dan Purbasari sendiri memang jauh
lebih cantik daripada Purbararang.
Terakhir Purbararang meminta adu ketampanan suami masing-masing. Suaminya
Indrajaya memang pria yang tampan sementara Purbasari belum memiliki suami.
Dengan pasrah ia lalu memilih Lutung Kasarung sebagai suaminya, dan ketika itulah
Lutung
Kasarung
kembali
menjadi
sosok Guruminda. Purbasari dan Guruminda
kemudian menurunkan Purbararang dari tahta, dan mereka memerintah kerajaan Pasir
Batang dengan adil dan bijaksana.
Roro Anteng
Roro Anteng dipercaya sebagai leluhur suku Tengger. Konon ketika lahir ia
merupakan bayi yang tenang dan tidak menangis. Ia pun tumbuh dewasa menjadi gadis
yang anggun dan bijak. Roro Anteng mencintai Jaka Seger dan menolak semua pinangan
pria padanya, namun ketika seorang perompak sakti meminangnya ia tak bisa semudah
itu menolaknya.
Roro Anteng kemudian mengajukan syarat perompak tersebut mampu membuat
lautan di tengah gunung sebelum ayam jantan berkokok. Dengan kesaktiannya ternyata
perompak
itu
mampu
melakukannya
dan
membuat Roro
Anteng cemas.
Setelah
|
43
bersemadi menenangkan pikiran, Roro Anteng mengambil alu dan menumbuk padi
sehingga ayam jantan berkokok membangunkan semua penghuni desa.
Perompak itu pun mengaku kalah dan dengan kesal melempar batok kelapa yang
dipegangnya. Konon batok tersebut menjadi Gunung Batok. Sementara lautan yang
belum berair disebut Segara Wedi. Roro Anteng kemudian menikah dengan Jaka Seger
dan berbahagia.
Asal Usul Upacara Kasada
Upacara Kasada masih dilakukan sampai sekarang oleh penghuni Suku Tengger.
Kisahnya pun
merupakan lanjutan dari kisah Roro Anteng. Setelah sekian lama
menikah, Roro Anteng dan Jaka Seger tidak dikaruniai anak sehingga mereka bersemedi
dan meminta kemurahan dari Yang Maha Kuasa. Doa mereka dikabulkan, namun
dengan syarat mereka harus mengorbankan anak bungsu mereka kelak ke kawah
Gunung Bromo.
Selama bertahun-tahun
Roro
Anteng dan Jaka Seger berbahagia dikaruniai 25
anak, namun kemudian Raden Kusumo, anak bungsu mereka, ternyata menjadi buah hati
kesayangan orang tuanya. Ketika mereka hendak
melarikan
diri, Gunung
Bromo
pun
menampakkan kemarahannya.
Menyadari sumpah ayah ibunya, Raden Kusumo dengan tenang berganti pakaian
dan meminta untuk dikorbankan. Lidah api kemudian menyambar pemuda ini dan
menelannya ke kawah Gunung Bromo. Seketika itu Gunung Bromo kembali tenang.
Untuk
mengenang
dan
menghormati kejadian inilah
maka
Upacara
Kasada
dilakukan
setiap bulan ke-12 penanggalan Suku Tengger.
|
44
Asal Usul Gunung Tangkuban Perahu
Legenda Gunung Tangkuban Perahu merupakan kisah yang paling menarik serta
amat terkenal diantara seluruh cerita Indonesia. Dayang Sumbi dikisahkan sebenarnya
merupakan putri dari Raja Pajajaran dan seekor babi sakti bernama Celeng
Wayungyang. Ia tumbuh menjadi seorang wanita cantik yang berilmu dan pandai
menenun. Suatu hari alat tenunnya jatuh ke bawah panggung tempat ia menenun, lali ia
berikhtiar kalau Pria yang mau mengambilkannya akan dijadikan suami sementara kalau
Wanita akan dijadikan saudara.
Yang mengambil alat itu kemudian seekor anjing jantan bernama si Tumang, dan
setelah dilangkahi Tumang ketika sedang tertidur Dayang Sumbi pun hamil. Akibatnya
ia diasingkan ke sebuah
gubuk di tengah
hutan. Dayang Sumbi
lalu
melahirkan
anak
laki-laki yang tampan bernama Sang Kuriang.
Sang Kuriang tumbuh besar dan tangkas. Setiap hari ia berburu untuk makan
sehari-hari. Sampai kemudian ia mengincar
Celeng
Wayungyang
sebagai
buruannya.
Tumang mencegah Sang Kuriang untuk membunuh neneknya sendiri, namun hal
itu
membuat Sang Kuriang kesal sehingga memanah Tumang sampai mati. Ia lalu
mengambil hati anjing itu dan memberikan kepada ibunya untuk dimakan.
Ketika
Dayang
Sumbi
mengetahui
apa
yang terjadi
ia
lalu
marah
besar
dan
memukul kepala Sang Kuriang dengan keras. Sang Kuriang
yang ketakutan kemudian
lari ke tengah hutan sampai hilang ingatan, sementara Dayang Sumbi terus menyesali
perbuatannya.
Setelah bertahun-tahun berlalu, kecantikan Dayang Sumbi tidak berubah dan ia
tak bertambah tua karena kesaktiannya. Sang Kuriang yang kehilangan ingatan sudah
tumbuh dewasa dan kembali ke desa asalnya tanpa mengenali ibunya. Ia lalu jatuh cinta
|
45
pada Dayang Sumbi dan melamar ibnya sendiri. Ketika menyadari kalau pemuda yang
melamarnya
adalah
anaknya
sendiri, Dayang Sumbi
terkejut
dan
berusaha
mencegah
rencana pernikahan. Namun karena Sang Kuriang keras kepala akhirnya Dayang Sumbi
mengajukan
syarat
untuk
menikahinya.
Sangkuriang
harus
membendung
Sungai
Citarum menjadi danau, lalu membuat perahu besar untuk berlayar diatasnya. Semua itu
harus selesai sebelum ayam berkokok.
Dengan kesaktiannya Sangkuriang hampir menyelesaikan syarat ketika hampir
subuh. Dengan cerdik Dayang Sumbi membangunkan
wanita-wanita
kampung
dan
meminta
mereka
menumbuk
padi
ketika
ayam berkokok.
Ia
lalu
mengambil
kain
tenunannya yg putih dan lebar, lalu mengibarkannya. Ayam-ayam yang menyangkanya
sebagai fajar lalu mulai berkokok.
Dengan marah Sang Kuriang mencoba mengejar Dayang Sumbi, namun Dayang
Sumbi kemudian berubah menjadi sekuntum bunga. Ia lalu menendang perahunya yang
hampir selesai sehingga terlempar terbalik. Konon perahu itulah yang menjadi asal-usul
Gunung Tangkuban Perahu.
Gunung Tampomas
Ada masanya Gunung Gede menunjukkan kekuatannya dan mengancam
kehidupan penghuni kerajaan Sumedanglarang. Untuk
mencegah
hal
itu
terjadi,
Raja
Sumedanglarang saat itu yang terkenal akan kearifannya lalu mengorbankan keris emas
pusaka warisan leluhurnya ke dalam kawah Gunung Gede. Sejak saat itu Gunung Gede
padam dan
tidak
pernah
meletus.
Gunung
ini
juga
kemudian
dikenal
dengan
nama
Gunung Tampomas, yang berarti gunung yang menerima emas.
|
46
Ciung Wanara
Ciung Wanara sebenarnya
merupakan cerita pantun dan juga
legenda. Kisahnya
sedikit mengingatkan pada cerita Ken Arok dan Ken Dedes. Prabu Permanah di Kusuma
hendak bertapa dan meninggalkan tugas kenegaraan.
Ia
lalu
meminta
Aria
Kebonan,
tukang kebunnya, menggantikan kedudukannya dan
memberinya
nama
Prabu
Barma
Wijaya.
Prabu
Permanah
meminta
agar
Aria
Kebonan
memerintah
dengan
baik
dan
tidak memperlakukan istri-istri Prabu Permanah sebagai istrinya sendiri.
Sayang Prabu Barma
Wijaya kemudian menjadi sombong, ia bahkan
memperlakukan
istri-istri
prabu
terdahulu
seperti
istrinya
sendiri.
Kedua
istri
Prabu,
Dewi
Naganingrum dan
Dewi
Pangrenyep
kala
itu
mengandung
anak
dari
Prabu
Permanah. Ketika
menyadari
kedua
permaisuri
ini
hamil, Prabu
Barma
Wijaya
kemudian
mencoba
membunuh
Ajar Sukaresi, nama petapa Prabu Permanah, dengan
kerisnya.
Namun
dengan
kesaktiannya
Ajar Sukaresi
berubah
menjadi
seekor
naga
bernama Nagawiru.
Dewi Pangrenyep kemudian melahirkan anak laki-laki yang diberi nama Hariang
Banga.
Sementara
Dewi
Naganingrum
belum
melahirkan,
suatu
hari
terdengar
suara
gaib kalau bayi Dewi Naganingrum akan
menggulingkan Prabu Barma Wijaya. Karena
ketakutan ia meminta Dewi Pangrenyep melakukan sesuatu untuk mencegahnya dengan
janji menjadikan Hariang Banga sebagai pewaris.
Sampai
kemudian
Dewi
Naganingrum melahirkan,
anak
laki-laki
yang
lahir
ditukar dengan
seekor anak anjing. Anak itu kemudian hendak dibuang ke sungai agar
dimakan buaya, namun karena tidak tega, pesuruh Dewi Pangrenyep menghanyutkannya
dengan
keranjang.
Anak
itu
kemudian
diasuh
oleh
pasangan
kakek-nenek
dan
diberi
|
47
nama Ciung Wanara. Sementara Dewi Naganingrum dibuang ke hutan karena dianggap
melahirkan anak anjing.
Setelah besar, Ciung Wanara hendak mencari asal-usul jati dirinya, ia lalu
berkelana dengan membawa sebutir telur. Ketika ia bertemu Nagawiru, ia meletakkan
telurnya untuk dierami
naga
itu. Tak berapa lama kemudian telur itu menetas benjadi
seekor ayam jantan yang gagah. Sambil mencari tahu jatidirinya ia menghidupi dirinya
dengan menyabung ayam. Ayamnya tidak pernah kalah sekalipun dan Prabu Barma
Wijaya
yang juga suka menyabung ayam tertarik
untuk
menantangnya. Ciung Wanara
kemudian meminta setengah kerajaan sebagai taruhannya, dan ayamnya pun menang. Ia
lalu mengurung Dewi Pangrenyep dan Prabu Barma Wijaya
setelah
mengetahui
asal-
usulnya.
Hariang Banga yang mengetahui ibunya dikuring kemudian dengan marah
menyerang Ciung Wanara. Peperangan saudara itu berlangsung sengit. Kemudian
datanglah Dewi Naganingrum dan Prabu Permanah di Kusuma yang sudah kembali ke
sosok
asalnya
untuk
menghentikan peperangan.
Sejak
saat
itu
kerajaan
Galih Pakuan
atau kerajaan Galuh terbagi menjadi dua. Sebelah Timur untuk Hariang Banga dan
sebelah Barat untuk Ciung Wanara.
Ande-Ande Lumut
Cerita ini dikenal dalam berbagai versi, dan juga dilantunkan sebagai lagu
daerah. Versi
yang banyak dikenal adalah
yang
mengaitkan dengan sejarah bersatunya
kembali kerajaan Daha dan Kadiri. Cerita ini mengisahkan tentang Pangeran
Kusumayuda yang bertemu dengan Klenting Kuning, si bungsu dari empat bersaudara
anak seorang janda di desa tempat ayah Pangeran Kusumayuda memerintah. Diam-diam
|
48
mereka saling mengingat. Dalam hati, Pangeran Kusumayuda tahu, gadis seharum bunga
mawar itu adalah calon permaisuri Kerajaan Banyuarum yang paling sempurna. Sayang,
mereka tak pernah bertemu lagi.
Beberapa tahun kemudian, seorang pemuda tampan bernama Ande Ande Lumut
mengumumkan bahwa dia sedang
mencari istri.
Tak seperti
gadis-gadis desa
lain
dan
juga saudara-saudara Klenting Kuning lainnya, Klenting Kuning enggan pergi sebab dia
masih
mengingat
Pangeran
Kusumayuda.
Namun berkat nasehat dari bangau ajaib
penolongnya, maka akhirnya Klenting Kuning pun turut serta.
Dalam perjalanannya, ternyata
mereka harus menyeberangi sungai
yang dalam.
Pada saat itu, munculah penjaga sungai Yuyu Kangkang yang bebentuk kepiting raksasa.
Si Yuyu menawarkan untuk menyeberangkan mereka dengan catatan diberi imbalan
ciuman. Karena terburu-terburu, semua gadis-gadis desa yang lain segera saja
menyetujuinya,
dengan
pemikiran
bahwa
sang pangeran tidak akan mengetahuinya.
Hanya
si
bungsu
Klenting
Kuning
yang
enggan
untuk
mencium si
Yuyu.
Dengan
kepandaiannya,
si
bungsu
dapat
menyeberang
tanpa
harus
mencium si
Yuyu. Karena
hanya
si bungsu
yang
tidak
mencium si
Yuyu,
jadilah
Ande
Ande
Lumut
memilih
si
bungsu sebagai pendampingnya. Klenting Kuning baru sadar bahwa pemuda Ande Ande
Lumut adalah Pangeran Kusumayuda yang dicintainya.
Timun Mas
Dongeng ini menceritakan mengenai sepasang suami istri yang tidak dikaruniai
anak
namun
sangat
ingin
memilikinya.
Raksasa sakti
penjaga
hutan pun
mendengar
permohonan
mereka. Ia akan memberi pasangan itu anak dengan
syarat anak
tersebut
kelak harus diserahkan kepada si raksasa setelah berumur 15 tahun.
|
49
Pasangan suami istri itu kemudian melahirkan seorang anak perempuan dan
diberi nama Timun Mas. Ketika Timun Mas sudah berusia 15 tahun, raksasa itu pun
mengingiknannya sesuai dengan perjanjian. Sadar sudah tidak bisa mengulur waktu,
pasangan
suami
istri
itu lalu
menyuruh
Timun
Mas
lari
melalui
pintu
belakang
dan
membekalinya sebutir biji mentimun, sebuah duri, sebutir garam, dan sepotong terasi.
Raksasa itu kemudian mengejar Timun Mas. Ketika Timun Mas
hampir
tertangkap
ia
melemparkan
biji
mentimun dan
tempat
itu
menjadi
hutan
mentimun.
Selama beberapa waktu raksasa itu lupa
pada Timun Mas dan memakan mentimun-
mentimun
itu. Ketika kenyang
ia kembali
mengejar
Timun Mas. Kali kedua ia
mendekati
Timun
Mas, dilemparnya
duri
yang
dibawanya. Tempat
itu
menjadi
hutan
duri dan menyulitkan raksasa untuk melewatinya.
Kali
ketiga
ia
mendekati
Timun
Mas,
sebutir
garam dilempar
dan
mengubah
tempat
itu
menjadi
lautan
luas.
Namun raksasa
sakti
itu
masih berhasil
melewatinya.
Dan terakhir imun Mas melemparkan terasi dan mengubahnya menjadi lautan lumpur
yang maha luas. Raksasa itu kemudian mati tertelan lumpur dan Timun Mas kembali ke
pondoknya, tinggal bersama kedua orang tuanya dan berbahagia.
Tombak Baru Kelinting
Tombak Baru Kelinting merupakan pusaka Keraton Yogyakarta. Menurut cerita,
seorang
gadis
bernama
Sarinem melanggar
pesan
Ki
Ageng
Mangir
Wonoboyo
dan
memangku keris sakti miliknya secara tidak sengaja. Akibatnya keris itu masuk ke perut
Sarinem dan
menyebabkan
gadis
itu
hamil. Ki
Angeng
Mangir
Wonoboyo
kemudian
menikahi Sarinem, namun tak lama setelah menikah ia memutuskan untuk bertapa dan
menyendiri.
|
50
Sarinem kemudian
melahirkan
seekor
naga
yang
diberi
nama
Baru Kelinting.
Naga
ini
sangat
suka
makan
hewan-hewan mentah.
Karena
hendak
mencari
ayahnya,
Baru
Kelinting
kemudian
melakukan
perjalanan,
namun
ia
melakukan
kekacauan dan
memakan banyak manusia untuk memuaskan rasa laparnya. Ki Wonoboyo yang
mendengar hal itu dalam petapaannya pun merasa cemas.
Ketika
mereka bertemu,
sembah sujud Baru Kelinting
kepada ayahnya ditolak
karena dosa-dosa dan
kekacauan yang dilakukannya selama
ini. Ki Wonoboyo lalu
meminta
Baru
Kelinting
melingkari
Gunung Merapi.
Namun
kurang
sedikit
lagi
kepalanya mampu
mencapai ekor dan karena tidak sabar, Baru Kelinting
menjulurkan
lidahnya
agar
bisa
mencapai
ekor. Melihat
hal
itu,
Ki
Wonoboyo
menghantam
tangannya yang sakti dan memutuskan lidah Baru Kelinting. Lidah itu kemudian
menjadi
mata
tombak,
sementara
tubuh
si naga
berubah
menjadi
tongkat
kayu.
Ki
Wonoboyo lalu menggabungkan potongan tubuh anaknya dan membuatnya menjadi
Tombak Baru Kelinting.
Bawang Merah Bawang Putih
Bawang Merah dan Bawang Putih merupakan dongeng klasik
yang
juga sangat
dikenal di Indonesia. Seorang janda tua tinggal di desa Dadapan bersama 2 putrinya.
Bawang Merah adalah anak kandungnya
sedang
Bawang Putih anak tirinya. Ia sangat
memanjakan Bawang Merah sementara kejam pada Bawang Putih.
Suatu hari Bawang Putih disuruh mencuci banyak sekali baju. Ketika tengah hari
ia menyadari ada bajunya yang hanyut. Takut akan kemarahan ibu tirinya, Bawang Putih
menyusuri
sungai mencari baju tersebut.
Ia lalu bertemu dengan seorang
nenek
raksesi
yang mengatakan
menemukan baju
itu dan memungutnya. Bawang Putih diminta
|
51
menginap semalam di tempatnya. Disana Bawang Putih membantu nenek raseksi dengan
rajin
untuk
memasak
dan
bersih-bersih. Nenek
itu
juga
meminta
Bawang
Putih
bersembunyi di kuali agar tidak ketahuan suaminya yang pemakan manusia.
Pada pagi harinya nenek raksesi mengembalikan baju Bawang Putih yang hanyut
dan memberi upah berupa sebuah waluh yang baru boleh dibuka ketika ia sampai ke
rumahnya. Ketika diberikan kepada si Janda, isi waluh tersebut ternyata emas dan
mereka menjadi kaya raya. Karena serakah Bawang Merah dimintanya melakukan hal
yang serupa dengan Bawang Putih.
Bawang Merahpun menghanyutkan sebuah baju dan kemudian bertemu dengan
nenek
tersebut. Namun karena
malas dan ketakutan Bawang Merah tidak
mau bekerja
membantunya dan membuat nenek raksesi jengkel. Ketika pulang
Bawang Merah juga
diberi sebuah waluh, namun setelah dibuka ternyata isinya adalah cacing, ular, kelabang,
dan berbagai binatang mengerikan lainnya.
Air Terjun Cuban Baung
Air Terjun Cuban Baung dikenal sebagai air terjun angker. Konon di dalamnya
tinggal seorang putri jelita yang selalu mengincar laki-laki muda. Pemuda yang sudah
terpikat dengan kecantikan sang Putri dan memasuki air terjun tidak aka pernah keluar
lagi untuk selama-lamanya.
Asal Usul Padi
Dewi Sri berasal dari telur yang diberikan Dewa Anta kepada Batara Guru, dan
dibesarkan menjadi anak Batara Guru dan Dewi Uma. Semakin besar Dewi Sri tumbuh
|
52
menjadi semakin cantik dan banyak yang ingin meminangnya, termasuk Batara Guru
sendiri. Namun karena banyak yang ingin menggagalkan rencana Batara Guru ini,
mereka
meracuni
Dewi
Sri
sehingga
meninggal. Jasadnya kemudian dimakamkan di
Bumi, keajaiban pun terjadi dan muncul tumbuhan bernama padi dan tumbuhan lainnya
dari
makam. Para
Dewa kemudian bertitah agar
manusia
merawat
tumbuhan
tersebut
baik-baik. Ada banyak versi mengenai kisah padi ini, ada versi dimana Dewi Sri sendiri
yang
mengorbankan
dirinya
untuk
kesejahteraan
umat
manusia.
Ada
pula
versi
luar
pulau
Jawa
dimana
Dewi
Sri
dibunuh
atau diturunkan
ke
Bumi
untuk
mencegah
keinginan
kakak
kembarnya
menikahinya.
Namun
intinya
hampir
sama.
Padi
muncul
dari kematian Dewi Sri.
Asal Usul Banyuwangi (Kidung Sri Tanjung)
Kisah asal-usul Banyuwangi dalam seni pertunjukan dikenal dengan nama
Kidung Sri Tanjung. Patih Sidapaksa memiliki seorang istri bernama Sri Tanjung.
Sayang Sri Tanjung bukan berasal dari kalangan bangsawan sehingga dibenci ibu
mertuanya. Ketika sedang hamil, Patih Sidapaksa mendapatkan tugas dari Sang
Raja
untuk pergi ke Gunung Ijen. Tak lama kemudian Sri
Tanjung pun
melahirkan seorang
anak laki-laki. Namun tanpa sepengetahuan Sri Tanjung, ibu mertuanya membuang bayi
itu ke arus sungai yang keruh dan bau.
Mengetahui anaknya menghilang, Sari Tanjung mencari anaknya kemana-mana
sampai jatuh sakit. Ketika Patih Sidapaksa pulang, ibunya memfitnah Sri Tanjung
membuang anaknya sendiri ke sungai. Dengan marah Patih Sidapaksa menyeret istrinya
ke pinggir sungai dan hendak membunuhnya. Sri
Tanjung
menjadi
sangat sedih
lalu
bersumpah kalau air sungai itu menjadi harum berarti dirinya tidak bersalah, kemudian
|
53
menceburkan dirinya ke sungai. Seketika itu sungai menjadi jernih dan berbau harum,
dan
ditengah
permukaan
air
terdapat
dua
kuntum bunga.
Yang
besar
penjelmaan
Sri
Tanjung dan yang kecil penjelmaan putranya. Patih Sidapaksa hanya bisa menyesali
semua perbuatannya.
Asal Usul Telaga Warna
Alkisah di sebuah kerajaan Jawa, hiduplah seorang putri yang sangat cantik dan
dicintai segenap penghuni kerajaannya. Namanya Gilang Rinukmi. Namun kasih sayang
itu malah membuatnya menjadi seorang putri yang manja, kasar, dan egois.
Pada perayaan ulang tahunnya yang ke-17 tahun, seluruh rakyat berkumpul
untuk merayakannya. Mereka mempersembahkan harta benda yang mereka miliki untuk
hadiah
ulang tahun sang Putri. Raja kemudian mengambil sebagian emas permata dan
meminta pengrajin terbaik negri itu membuatkan seuntai kalung yang sangat indah
sebagai ungkapan kasih sayang rakyat kepada putrinya.
Namun ketika hadiah itu diserahkan, didepan seluruh rakyat putri
mengungkapkan ketidaksukaannya pada kalung tersebut dengan kasar, lalu melempar
kalung tersebut. Seketika seluruh penghuni kerajaan tersentak dan bersedih. Satu persatu
dari
mereka
dimulai
dari
sang
Permaisuri menangis
melihat
perbuatan
Putri
Gilang
Rinukmi. Seolah ikut menangis, dari dalam bumi keluarlah air yang jernih dari mata air
yang
besar
dan
dalam sekejap
menenggelamkan
kerajaan dan
menghancurkan seluruh
isinya. Sekarang ini danau itu sudah surut dan hanya tersisa sebuah danau kecil di daerah
Puncak. Ketika siang dan terang, danau jernih itu memancarkan warna-warni yang
indah.
Konon
warna-warna
itu
berasal
dari permata
dan
emas
kalung
Putri
Gilang
Rinukmi yang tercerai-berai.
|
54
Keong Mas
Dewi Galuh Candra Kirana adalah Putri Daha yang ditunangkan dengan Raden
Inu Kertapati
yang merupakan putra
mahkota kerajaan Kahuripan. Namun saudaranya,
Galuh Ajeng yang juga menyukai Raden Inu Kertapati, tidak menerima hal itu dan
dengan licik menyebar fitnah atas Candra Kirana. Candra Kirana pun terusir dan
terlunta-lunta
sampai
si
suatu
pantai. Galuh
Ajeng
lalu
mengutuknya
menjadi
sosok
keong yang keemasan.
Terbawa oleh ombak dan laut, Candra Kirana terdampar ke sisi pantai yang lain
dan dipungut seorang nenek yang hidup sendirian. Sebagai tanda terima kasih, setiap si
nenek mencari ikan, Candra Kirana selalu menyiapkan masakan yang lezat dan mewah.
Selama beberapa hari peristiwa tersebut berulang sampai
kemudian ia mencoba
menyelidiki dan menemukan keong yang ia pungut berubah menjadi wujud manusia dan
memasak
untuknya. Candra Kirana pun
menceritakan
mengenai semua
hal yang
menimpa dirinya kepada sang nenek.
Raden Inu Kertapati yang mendengar perihal mengenai tunangannya pun datang
ke Daha untuk mengusut kebenarannya. Kemudian diketahui semuanya perbuatan keji
Galuh Ajeng, dan wanita itu dijatuhi hukuman. Raden Inu Kertapati kemudian berkelana
mencari
tunangannya
selama
berbulan-bulan, sampai
kemudian
ia
sampai di
gubuk
si
nenek dan menemukan tunangannya Candra Kirana
di
gubuk
itu.
Pertemuan
mereka
memusnahkan
kutukan
Candra
Kirana.
Mereka berdua
lalu
menikah
dan
kembali
ke
kerajaan dengan membawa si nenek juga.
|
55
Jaka Tarub dan Nawang Wulan
Ketika sedang berjalan-jalan di sebuah telaga, Jaka Tarub memergoki 7 bidadari
yang sangat cantik sedang asyik mandi dan
bergembira. Karena terpesona dengan
kecantikan
mereka
ia
menyembunyikan selembar
pakaian para
bidadari
itu.
Tak
lama
kemudian para bidadari kembali ke khayangan, kecuali Nawang Wulan yang tak dapat
menemukan pakaiannya.
Jaka
Tarub
kemudian
menghibur
bidadari
itu
dan
mereka
menikah
lalu
dikaruniai seornag anak. Semenjak menikah, hidup Jaka Tarub menjadi makmur dengan
beras
melimpah.
Lumbung
pun
tak
pernah
berkurang
isinya.
Jaka
Tarub
pun
heran
karena
ia
tak
pernah
melihat
istrinya menumbuk
padi
namun
selalu
makan
nasi.
Sementara Nawang Wulan berpesan untuk tidak pernah ke dapur ketika Nawang Wulan
menanak nasi. Namun rasa penasaran Jaka Tarub mendorongnya untuk menyelidiki dan
ternyata selama ini Nawang Wulan dapat membuat nasi hanya dari sebutir beras.
Sejak ia mengetahui hal itu Nawang Wulan tidak dapat lagi melakukannya dan ia
harus menumbuk beras sebelum menanak nasi seperti halnya manusia biasa. Akibatnya
beras di lumbung menjadi cepat berkurang. Ketika persediaan beras di lumbung hampir
habis,
Nawang
Wulan
menemukan
ternyata selama
ini
pakaian
selendangnya
disembunyikan Jaka Tarub di lumbung itu. Setelah mendapatkan pakaiannya, Nawang
Wulan pun kembali ke khayangan dan meninggalkan suami beserta anaknya.
Cindelaras
Merasa iri dan menginginkan kedudukan Permaisuri, istri kedua baginda Raden
Putra memfitnah permaisuri dengan tuduhan kejam, akibatnya Permaisuri yang sedang
|
56
hamil diasingkan ke pedalaman hutan. Permaisuri lalu melahirkan bayinya di hutan, dan
anak laki-lakinya diberi nama Cindelaras.
Cindelaras tumbuh menjadi anak yang sehat dan cerdas serta bersahabat dengan
binatang-binatang hutan. Suatu ketika seekor rajawali terbang ke arahnya dan
menjatuhkan sebutir telur. Ia lalu meminta
seekor
ular
mengeraminya,
dan
kemudian
menetaslah seekor ayam jantan yang kekar dan kuat. Bunyi kokoknya pun aneh, seperti
nyanyian yang tersirat mengenai latar belakang Cindelaras. Ia pun menceritakan hal itu
pada ibunya, dan sang Permaisuri menceritakan kalau Cindelaras sebenarnya seornag
putra raja.
Demi
menegakkan keadilan bagi ibunya, Cindelaras kemudian turun ke desa
dengan
ayam
miliknya
dan
menantang
adu
ayam
kepada semua pemilik
ayam
aduan
yang dijumpainya, dan tak satupun dari
mereka yang dapat mengalahkan ayam
Cindelaras.
Mendengar
hal
itu, raja tertarik untuk
menantangnya. Cindelaras
menerima
tantangan Raden Putra dan mempertaruhkan nyawanya kalau kalah. Namun ia meminta
setengah
kerajaan
bila
menang.
Ayam Cindelaras
pun
menang,
tertegun
dan
tertarik
dengan pemuda yang
mengalahkannya,
Raden Putra
menanyakan asal-usul Cindelaras.
Sang ayam pun kembali berkokok menceritakan kisah Cindelaras.
Mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, Raden Putra menghukum istri mudanya
dengan berat. Ia lalu memboyong kembali suami dan putranya ke istana dan mereka
hidup berbahagia.
Tantu Panggelaran
Tantu
Panggelaran
merupakan
kisah
penciptaan
manusia
dalam budaya
Jawa.
Unsur-unsur Hindu dapat dirasakan dalam kisah ini. Tantu Panggelaran juga merupakan
|
57
kisah yang sering dipentaskan dalam pertunjukan wayang. Tantu
Panggelaran ditulis
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan etiologis, misalnya, mengapa ada gempa bumi,
mengapa ada gerhana matahari, mengapa ada gunung-gunung yang tersebar di pulau
Jawa, mengapa ada manusia di pulau Jawa, mengapa ada biji hijau, hitam, putih, tetapi
tidak ada biji kuning, mengapa ada bahasa, mengapa manusia membuat rumah, pakaian,
dan sebagainya.
Cerita-cerita diatas berdasarkan
referensi
dari Cerita
Rakyat
Dari
Jawa
Barat
(Saini, 1992), Cerita Rakyat dari Jawa Tengah (Danandjaja, 1992), Cerita Rakyat dari
Jawa Timur (Setyawan, 1992), Cerita Rakyat dari Yogyakarta (Soemanto, 1992), Jaka
Tarub dan Nawang Wulan (Maryanto, 2004), Ulasan Cerita Rakyat Jawa Barat (Sujiati
dan Sudiati, 1994), Ulasan Cerita Rakyat Jawa Tengah (Sujiati dan Sudiati, 1994), serta
dari artikel pada
2.2.3 Wayang Jawa
2.2.3.1 Sekilas Mengenai Wayang
Wayang
merupakan bentuk
variasi
drama
tradisional
Indonesia
yang
menggunakan boneka dan bayangannya (wayang kulit), gulungan ilustrasi bergambar
(wayang
beber),
boneka
tiga
dimensi
seperti
(wayang golek), atau boneka yang
menekankan reliefnya (wayang klitik), serta bahkan menggunakan pertunjukan yang
diperankan oleh manusia (wayang orang). Wayang merupakan seni tingkat tinggi yang
|
58
berkembang di berbagai daerah. Sebagian pertunjukan menggunakan bahasa Jawa klasik
dan dapat berlangsung selama semalam suntuk.
2.2.3.2 Wayang dan Sejarahnya
Menurut Dr. Hazim Amir, M.A dalam bukunya Nilai-Nilai Etis dalam Wayang
(1991, p23-36), ada yang mengatakan wayang berasal dari India, namun ada juga yang
mengatakan wayang asli berasal dari Jawa. Ada lagi yang lain yang menyatakan kalau
wayang adalah produk Hindu-Jawa.
Kerancuan ini disebabkan
karena sedikitnya data
konkrit
mengenai
asal
usul
wayang.
Di
Indonesia
sendiri
para penulis cenderung
mengikuti teori yang menyatakan kalau wayang berasal dari suatu upacara keagamaan
untuk memuja arwah nenek moyang. Kedatangan arwah nenek moyang tersebut
diwujudkan dalam bentuk bayangan.
Pada
zaman Mataram
awal, wayang tidak
hanya berfungsi
magis atau religius,
tetapi juga berfungsi sebagai alat pendidikan dan komunikasi. Cerita diambil dari epos
Ramayana dan Mahabharata yang sudah diberi sifat-sifat lokal dan bercampur
mitos kuno tradisional. Di zaman ini cerita-cerita pewayangan sudah mulai ditulis secara
teratur,
pertunjukan
wayang
juga
sudah
ada sejak
tahun
907 berdasarkan
isi
prasasti
Belitung.
Pertunjukan wayang
kulit
purwa
di
sekitar
abad
ke-10
sampai
abad
ke-15
kemudian mencapai bentuk yang sempurna. Wayang daun lontar dibuat pada tahun 939
menggambarkan dewa, ksatria, dan Pandawa. Para Punakawan yang mengawal para
ksatria dapat dilihat keberadaannya pada candi Penataran (1197) dan Gatutkaca Sraya
(1188). Nama Semar baru terdapat pada kitab Sudamala dan kitab Naworuci di abad ke-
|
59
15.
Pada
masa
ini
juga
muncul
wayang
beber
purwa
yang
dibuat dari
kertas,
sekitar
tahun 1361.
Pertunjukan wayang
jaman
ini
juga
umumnya
digelar
di
malam hari,
di
rumah, atau di tempat
yang dianggap keramat. Pertunjukan juga dilakukan oleh orang
sakti, kepala keluarga, atau bahkan oleh raja sendiri. Bahasa yang digunakan adalah
bahasa Jawa Kuno dengan kata-kata Sansekerta. Di jaman Majapahit sekitar tahun 1440,
mulai terdapat kitab-kitab pewayangan seperti Tantu Panggelaran, Sudamala,
Dewaruci, Korawa Crama, dan sebagainya dimana kitab-kitab
tersebut
menggunakan
bahasa Jawa Tengahan.
Pada masa kedatangan agama Islam, wayang mulai berfungsi sebagai alat
dakwah, alat pendidikan dan komunikasi, sumber sastra, sumber budaya, dan juga
hiburan. Cerita diambil dari cerita-cerita Babad yang
menggabungkan kisah
Ramayana
atau
Mahabharata
versi
Jawa
dengan
cerita-cerita Islam atau
Arab.
Wayang
kulit
disempurnakan bentuknya dan dibuat tidak bertentangan dengan agama. Pertunjukan
wayang dipimpin oleh seorang dalang. Jumlah wayang bertambah dan Gamelan Slendro
mulai dipakai sekitar tahun 1521. Pertunjukan diadakan di malam hari selama semalam
penuh dengan menggunakan bahasa Jawa Tengahan. Namun mulai sekitar tahun 1715
sampai sekarang, pertunjukan menggunakan bahasa Jawa Baru.
Di
zaman Indonesia
merdeka,
wayang
merupakan suatu pertunjukan kesenian.
Suatu
teater
lokal,
yang
berfungsi
tidak
saja
sebagai
hiburan
tetapi
juga
untuk
pendidikan, komunikasi massa, pendidikan kesenian, pendidikan sastra, filsafat, agama,
dan lain-lainnya.
|
60
2.2.3.3 Wayang Masa Sekarang
Pada
keterangan
dalam buku
Indonesia
Indah
5
:
Teater
Boneka (1995),
pertunjukan wayang
sampai
dewasa
ini
masih
memiliki
fungsi
ritual
yang cukup
beragam.
Pada
wayang
kulit
misalnya,
di
desa-desa
setiap
tahun masih
banyak
diselenggarakan
upacara
bersih
desa
dengan
pertunjukan wayang
kulit
lakon Sri
Temurun. Bahkan di desa-desa di wilayah Klaten di
Jawa Tengah upacara untuk
menyambut tahun baru Jawa yang jatuh pada bulan Sura, rasulan sehabis panen, dan
sadranan pada bulan Ruwah dilakukan dengan pertunjukan wayang kulit.
Barangkali desa-desa Klaten adalah
desa-desa
yang
paling
kerap
menyelenggarakan pertunjukan wayang kulit untuk kepentingan ritual di Jawa Tengah.
Pertunjukan wayang kulit
juga
diadakan
dalam
upacara ruwatan.
Meskipun
demikian
terjadi pelebaran
fungsi yang cukup
menarik dalam pertunjukan wayang. Bila
sebelum
kemerdekaan yang biasa menyelenggarakan pertunjukan wayang untuk peringatan hari
kelahiran atau ulang tahun adalah raja, dewasa ini siapa saja bisa menyelenggarakannya
asal mampu.
Sementara
wayang
golek
masih
hidup
dan
tersebar
di
berbagai
daerah.
Pada
tahun 1950-1970 an kepopuleran wayang golek mencapai puncaknya, namun saat
ini
kepopulerannya merosot dan pertunjukan wayang golek pun tidak sebanyak pertunjukan
wayang
kulit.
Pertunjukan
wayang golek sebenarnya merupakan
media
yang
ampuh.
Dalam masyarakat kontemporer
wayang akan tetap populer dan tidak
akan tergantikan
oleh media lain sebab wayang bisa berfungsi sebagai penyalur dorongan emosional dan
afeksi masyarakat yang sedang berubah.
Dampak
modernisasi
cukup
berpengaruh
dalam pertunjukan
wayang
dan
masyarakat terutama di kota besar cenderung
mengenyampingkan hal-hal
yang berbau
|
61
tradisional. Bila masih dilestarikan, nilai penggunaannya berubah. Para orangtua sudah
tidak populer lagi menamakan anak-anaknya dengan nama-nama ksatria atau putri
dalam wiracarita. Namun demikian,
industri pariwisata ikut
memacu pelestarian
nama-
nama yang terdapat dalam wiracarita, misalnya untuk nama hotel, restoran, agen wisata,
serta nama-nama perusahaan lainnya.
Teater boneka tradisional, baik berbentuk wayang kulit maupun wayang golek
masih memiliki penggemar tersendiri. Hanya saja karena kondisi ekonomi,
penyelenggaraan pergelaran wayang dengan memungut karcis sebagai tanda masuk
masih
sulit
untuk
diterapkan
kecuali
untuk
kemasan
pariwisata.
Hanya di Yogyakarta
yang
melakukannya dan
itu pun
hanya sekali dalam sebulan. Sementara di tempat lain,
pertunjukan dilakukan dengan
mekanisme
sponsor.
Pertunjukan
dilakukan
dengan
mengaitkannya pada peristiwa-peristiwa penting baik dalam tradisi, adat, serta agama
masyarakat setempat.
2.2.3.4 Jenis-Jenis Wayang
Wayang Purwa
Wayang Purwa merupakan wayang tertua yang sudah ada sejak jaman Kediri di
abad ke-11 atau semasa pemerintahan Jayabaya pada abad ke-12. Wayang ini dibuat dari
daun
lontar dan dilukis dengan kalam lidi aren
yang dikeringkan. Polanya diambil dari
relief candi Penataran di Blitar, Jawa Timur. Pembuatan wayang berbahan kulit kerbau
dimulai pada abad ke-16 di era kerajaan Demak semasa pemerintahan Raden Patah.
Wayang ini hanya dibentuk bagian luarnya, bagian dalam tidak ada tatahan, diberi warna
|