20
perbuatan
baik
ini
pada
dasarnya
terdiri
dari
tiga
kelompok
praktik
untuk
memurnikan
tiga kebocoran karma, yaitu, tubuh, ucapan, dan pikiran.
Apa
yang kita lakukan
lewat praktik
ini sebenarnya
adalah
secara bertahap
mengikis
tiga
racun
utama
yakni,
ketamakan,
kebencian,
kebodohan
akar
dari
segala
kekesalan
dan
gangguan
emosional.
Untuk
menjalankannya tidaklah mudah, akan tetapi dengan
keyakinan pada Tiga Mestika, serta praktik Pancasila yang dikombinasikan
dengan
sepuluh perbuatan baik maka kita pasti dapat mensucikan batin secara progresif suatu
proses
yang
di
dalam
dan
pada
dirinya
sendirinya
pun
sudah
sangat
luar
biasa
bermanfaat bagi semua makhluk ( Sheng-yen, 1999 ).
2.1.8 Takdir
Konsep
takdir
atau nasib,
yang
dipahami
menurut
agama
Budha,
sangat
berbeda
dengan konsep
yang secara
umum diterima
yaitu bahwa takdir
adalah
suatu kekuatan di
luar kontrol manusia.
Dalam agama Budha, takdir diciptakan sendiri dalam bentuk karma. Diajarkan bahwa
nasib seseorang adalah hasil atau akibat dari apa yang telah dilakukan atau
dipikirkannya
di
masa
lalu
(
baik
dalam
kehidupan
ini
atau
pun
pada
kehidupan
yang
lampau ), dan bahwa nasibnya kelak akan merupakan hasil, dan punya hasil, dari apa
yang ia pikirkan dan ia lakukan sekarang. Maka, kita adalah pencipta nasib kita sendiri,
untuk
kebaikan
atau
kejahatan,
untuk
menjadi
lebih
baik
atau
lebih
buruk
(
Donath,
2005 : 93-94 ).
Ini tertulis dalam Dhammapada :
Apa
yang
terjadi
pada
diri
kita
adalah hasil dari apa yang telah kita pikirkan,
dibangun
oleh
pikiran
kita
dan
dibentuk
oleh pikiran
kita.
Jika
seseorang
berbicara
atau berbuat dengan pikiran jahat,
maka penderitaan akan
mengikutinya seperti
roda
|