10
Bab 2
Landasan Teori
2.1 Konsep Budha
Santina
(
2004
)
mengatakan
bahwa
di
Barat,
masyarakat
umum memandang
Buddhisme dengan
suatu citra tertentu, sedangkan dalam
komunitas Buddhis
tradisional
(
khususnya
orang
Timur
),
Buddhisme
memiliki
citra
lain
yang
benar-benar
berbeda.
Disebutkan pula, tiga poin penting dalam pembelajaran Buddhisme, yaitu :
1. Kenyataan
bahwa
Buddhisme
tidaklah
terikat
budaya,
bisa
dikatakan
tidak
dibatasi pada kelompok masyarakat, ras, atau etnis tertentu. Buddhisme bergerak
dengan sangat mudah dari satu konteks budaya ke konteks budaya lain, karena
Buddhisme
lebih
menekankan
pada
praktik
dalam diri
dibandingkan
bentuk-
bentuk tindakan religius yang diperhatikan keluar. Titik berat dari Buddhisme
adalah bagaimana cara setiap praktisi mengembangkan pikirannya sendiri,
bukannya bagaimana dia berpakaian, apa jenis makanannya, cara menyisir
rambutnya, dan sebagainya.
2. Sifat
pragmatis
dari
Buddhisme,
dengan
kata
lain,
Buddhisme
berorientasi
praktis.
Buddhisme
langsung
membahas
masalah praktis. Buddhisme
tidak
berurusan dengan pertanyaan-pertanyaan akademik dan teori-teori metafisika.
Pendekatan Buddhisme adalah dengan mengidentifikasi masalah yang nyata dan
mengatasinya dengan cara yang praktis.
3. Ajaran
tentang
pentingnya
pembuktian
kebenaran
dengan
cara
mengalami
sendiri secara langsung ( merealisasikan sendiri sebuah kebenaran ).
|