11
Donath ( 2005 : 9-12 ) menambahkan bahwa agama Budha menekankan kefanaan
semua
benda,
khayalan,
ketidakkekalan,
dan
sifat
sejati
dari
keakuan
( personal
ego
),
serta kesamaan dan persaudaraan semua mahluk. Akan tetapi, bila seseorang mulai
melaksanakannya, Jalan Budha atau Budha
Dharma
itu bukanlah hal yang mudah. Ia
mencakup
latihan dan disiplin pribadi
yang keras,
memperhatikan ( mindfulness ) segala
sesuatu,
meditasi,
atau
perenungan
untuk
menggugah
intuisi,
mempraktekkan
belas-
kasih
yang
mendalam terhadap
semua
mahluk,
memperlakukan
semua
makhluk
lain
sebagai sesuatu yang tak terpisah dengan diri kita.
Agama Budha tidak berdasarkan keyakinan membuta terhadap apa yang tertulis
dalam buku, betapapun suci
nya atau terhadap apa
yang dikhotbahkan oleh guru, bahkan
oleh Sang Budha sendiri tetapi
berdasarkan pengertian ( ruas yang pertama dari Jalan
Arya Beruas Delapan ) yang dicapai oleh seseorang
melalui
penalaran,
mempelajari
ajaran
dengan
kesalehan
yang
sungguh,
meditasi,
dan
pelaksanaan prinsip dasar etika
mengenai keakuan dan kasih sayang.
Seorang Buddhis tidak mengenal sumpah setia, dan tidak ditawarkan kepadanya
suatu
imbalan atau ancaman
hukuman. Dalam agama Budha tidak ditekankan baik atau
jahat, atau konsep dosa seperti yang dipahami dunia Barat tapi lebih banyak dinyatakan
mengenai
pengertian
dan
ketidaktahuan
atau
kebodohan,
kesadaran
spiritual
( kebijaksanaan ) yang mengatasi kurangnya kesadaran atau kebijaksanaan itu.
Agama Budha memberi kebebasan berpikir dan toleransi yang besar, yang
menakjubkan orang banyak. Ia menghormati semua agama sebagai pengejewantahan
yang
nyata,
dari
pengertian
dan
aspirasi
spiritual
tertinggi
dalam bentuk,
yang
cocok
untuk berbagai tahap dalam perjalanan evolusi yang panjang.
|