26
dikatakan,
makna
konotatif
adalah
suatu
jenis makna
dimana
stimulus
dan respon
mengandung
nilai-nilai
emosional.
Makna tersebut
sebagian
terjadi karena
pembicara
ingin menimbulkan
perasaan
setuju-tidak
setuju,
senang-tidak
senang
dan
sebagainya
pada
pihak
pendengar.
Sementara,
di sisi
lain, kata yang
dipilih
itu
memperlihatkan
bahwa pembicaranya
juga memendam
perasaan yang sama.
Konotasi
pada
dasarnya
timbul
karena
masalah
hubungan
sosial
atau
hubungan
interpersonal,
yang
mempertalikan
seseorang
dengan
orang
lain.
Sebab
itu, bahasa
manusia
tidak hanya
menyangkut
masalah
makna
denotative
atau
ideasional
dan
sebagainya (Keraf, 1984 : 29).
2.1.2 Majas
Sebuah
konotasi
atau makna
konotatif
berhubungan
erat dengan
penggunaan
majas.
Pengertian
majas
sendiri
adalah
bahasa
indah
yang dipergunakan
untuk
meningkatkan
efek
dengan cara
memperkenalkan
serta
membandingkan
suatu
benda
atau
hal
tertentu
dengan
benda
atau
hal
lain
yang
lebih
umum.
Karena
itu, penggunaan
majas
tertentu
dapat
mengubah
serta
menimbulkan
konotasi
tertentu
(Dale
et al,
1971
:
220).
Menurut
Warriner (1977
:
602),
majas adalah cara mempergunakan
bahasa secara
imajinatif, bukan dalam pengertian yang benar-benar alamiah saja.
Majas
merupakan
bentuk
retorik,
yaitu
penggunaan
kata-kata
dalam
berbicara
dan
menulis
untuk
meyakinkan
atau
mempengaruhi
penyimak
dan pembaca.
Kata
retorik
berasal
dari
bahasa
Yunani
rhetor
yang
berarti
orator
atau
ahli
pidato
(Tarigan. 1986 : 5).
Keraf
(1984
: 113)
mendefinisikan
gaya
bahasa
atau
majas
sebagai
cara
mengungkapkan
pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan
jiwa dan
|