![]() Seng Kie Po. Bahkan kota kecil seperti Bogor memiliki sebuah mingguan Tionghoa, Tio
Hoa
Wie
Sin
Po
yang
terbit
pada
1905.
Di
Bondowoso
terbit
juga
sebuah
surat
kabar
pada 1908, namun peredaran surat kabar Sinar Tiong Hoa ini terbatas karena diterbitkan
oleh Klub Membaca Tionghoa di kota tersebut.
Pertumbuhan surat kabar pada dasawarsa pertama abad ke-20 makin banyak
editor Tionghoa yang berkemampuan tidak dibawah sejawat Indo mereka, sebab banyak
diantara mereka menerima
pelajaran bahasa penduduk pribumi atau berpengalaman
sebagai penerjemah atau sebagai pejabat dikalangan komunitas mereka.
Gelombang baru
nasionalisme
Tionghoa juga
menyebabkan banyak penerbit surat
kabar dari kalangan Eropa sadar bahwa lebih praktis mempekerjakan seorang editor
Tionghoa
atau pribumi jika surat kabar
itu akan menjangkau pasar luas. Melihat keadaan
surat kabar Tionghoa yang berkembang pesat membuktikan bahwa bangkitnya kesadaran
sosial-ekonomi
dalam dua dasawarsa terakhir abad ke-19 sangat membantu
perkembangan sebuah pers yang berorientasi
Tionghoa
dan
menyebabkan
kalangan
Tionghoa
peranakan
menggeluti
jurnalistik dengan
sungguh-sungguh.
Tekanan
ekonomi
dan
tumbuhnya
sentimen
anti-Tionghoa
menjadi
pemicu
yang
menyadarkan
orang
Tionghoa akan peranan penting pers.
10
Demikianlah sejarah singkat dari awal perjalanan penerbitan surat-surat kabar
Tionghoa di Indonesia. Yang mendorong semakin banyaknya penerbitan surat kabar
berbahasa Mandarin yang bersifat nasionalisme pada saat itu.
10
Adam, Ahmat.(2005).Sejarah Awal Pers dan Kebangkitan Kesadaran Keindonesiaan, 1855-1913.
Jakarta:Hasta Mitra
|