31
Bila
suatu
kegiatan
memiliki
2
atau
lebih
kegiatan-kegiatan
berikutnya
(successor), maka
waktu
selesai
paling
akhir
(LF)
kegiatan
tersebut
adalah
sama dengan waktu mulai paling akhir (LS) kegiatan berikutnya yang terkecil.
Setelah
menerapkan
langkah-langkah diatas,
kita
dapat
mengetahui
jalur
kritis
suatu proyek. Jalur kritis merupakan jalur kegiatan yang memerlukan perhatian maksimal
dari pengelola
proyek,
terutama
pada
periode
perencanaan dan
implementasi kegiatan
yang
bersangkutan, misalnya
diberikan
prioritas
utama
dalam
pengalokasian sumber
daya yang dapat berupa tenaga kerja, peralatan dan penyelia. Pengalaman menunjukan
bahwa
kegiatan-kegiatan kritis
dari
suatu
proyek
umumnya
kurang
dari
20%
total
dari
pekerjaan,
sehingga
jalur
kritis
dapat
memberikan perhatian
lebih
kepadanya
dianggap
tidak
akan
mengganggu kegiatan
yang
lainnya
bila
telah
direncanakan dengan
sebaik-
baiknya (Imam Soeharto, 1999, p257).
Adapun sifat atau syarat
umum
dari jalur
kritis
adalah
(Imam Soeharto, 1999,
p257) :
1.
Pada kegiatan pertama : ES = LS 0, atau E(1) = L(1) = 0
2.
Pada kegiatan terakhir atau terminal : LF = EF
3.
Float total : TF = 0
Peran jalur kritis juga sangat penting dalam sebuah proyek karena kegiuatan
yang
terletak
di
jalur
kritis
dapat
menyebabkan
keterlambatan
sebuah
proyek
apabila
tidak dijalankan dengan efektif (Render, Stair, dan Hanna, 2003, p520).
2.1.11 Metode PERT (Program Evaluation and Review
Technique)
Meskipun
pada
dasarnya
terdapat
persamaan
pendekatan
antara
metode
CPM dengan metode PERT, namun keduanya memiliki perbedaan yang mendasar dalam
mengestimasi waktu
kegiatan
(Render, Stair,
dan
Hanna,
2003,
p520).
Dalam
metode
PERT
kegiatan
yang
ada
didalamnya
terdapat
tiga
jenis
estimasi
yang
dikombinasikan
dengan standar
waktu
penyelesaiannya yang
diharapkan, dan
variansnya. Oleh
karena
|