Home Start Back Next End
  
14
2.1.2.   Kekuatan Geser Tanah
Untuk 
menganalisa  masalah  stabilitas 
tanah 
seperti  daya  dukung, 
stabilitas
lereng, dan tekanan tanah ke samping pada
lereng
maupun tembok penahan tanah,
mula-
mula harus diketahui sifat-sifat ketahanan dari pergeseran tanah terebut.
Mohr
(1980)
menyuguhkan sebuah teori tentang kelongsoran pada
material
yang
menyatakan
bahwa  kelongsoran
terjadi  pada  suatu 
material  akibat  kombinasi  kritis
antara
tegangan normal dan
geser, dan bukan
hanya akibat
tegangan
normal
maksimum
atau
tegangan
geser
maksimum saja.
Hubungan
antara tegangan
normal dan
geser
pada
sebuah bidang kelongsoran dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan berikut :
t
f
=
f( s )
( 2.1 )
Dimana :
t
f
=
Tegangan geser pada saat terjadinya kelongsoran
f( s )
=
Tegangan normal pada saat terjadinya kelongsoran
Kekuatan geser suatu
massa
tanah
merupakan perlawanan
internal
tanah
tersebut
per
satuan
luas
terhadap
kelongsoran
atau
pergeseran
sepanjang
bidang
geser
dalam
tanah
yang dimaksud.
Berdasarkan pengertian tersebut, pembebanan
yang dialami
tanah
akan ditahan oleh :
Kohesi
tanah
yang
bergantung pada
jenis
tanah
dan
kepadatannya,
tetapi
tidak
bergantung
dari tegangan normal yang bekerja pada tegangan geser.
Gesekan 
antara 
butir-butir 
tanah 
yang 
besarnya 
berbanding 
lurus 
dengan
tegangan normal pada bidang gesernya.
Garis
kelongsoran
(
failure
envelope
)
yang
dinyatakan pada
persamaan 2.1
sebenarnya berbentuk
garis
lengkung. Untuk
sebagian besar
masalah-masalah
mekanika
tanah,  garis  tersebut  cukup  didekati  dengan  sebuah  garis  lurus 
yang  menunjukkan
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter