11
2
B
Pu
ß
=
?
(analisis Terzaghi)
A
B
H
C
I
D
ß
Df
45° -
f
45° +
f
?Df
F
Pp
Pp
III
II
G
?
?
III
E
Gambar 2.3. Bentuk Keruntuhan Dalam Analisa Daya Dukung
(Sumber : Hary C.H., 2002)
Baji tanah ABD pada
zona
I
merupakan
zona elastis.
Bidang AD dan
BD
membentuk sudut ß terhadap normal horisontal H. Zona II merupakan zona radial
sedangkan
zona
III
merupakan
zona
pasif
Rankine.
Lengkung
DE
dan
DG
dianggap
sebagai lengkung spiral logaritmis dan bagian EF dan GH merupakan garis lurus. Garis-
garis
BE,
FE,
AG,
dan
HG
membentuk
sudut
sebesar
(45° -
f
2)
terhadap
normal
horisontal
H.
Baji
tanah
yang
terbentuk
dalam
tanah
membentuk
sudut
sebesar
a
=
45° + f
2
terhadap
horizontal.
Berdasarkan
batas
yang
dibuat
oleh
sudut
tersebut,
dapat diketahui kedalaman maksimum pengaruh baji tanah.
Dalam kondisi keruntuhan
geser
umum, pada permukaan baji
zona I,
yaitu pada
bidang AD dan BD, tekanan pasif P
p
akan bekerja jika beban per satuan luas diterapkan.
Bidang AD dan BD
tersebut mendorong tanah di belakangnya, yaitu bagian-bagian
BDEF dan ADGH, sampai tanahnya mengalami keruntuhan. Tekanan ke bawah akibat
beban pondasi P
u
ditambah berat baji tanah pada zona I ditahan oleh tekanan tanah pasif
P
p
pada bagian AD dan
BD.
Tekanan tanah pasif
membentuk sudut
gesek dinding
(wall
|