Home Start Back Next End
  
15
2.6.1 Si Kancil dan Pak Tani
Pagi hari di sebuah hutan yang rindang. Si Kancil menyanyi senang sambil berjalan cari
makan. “Aah... itu dia Kebun Mentimun yang pernah kulihat! Hmm... slurp!” seru
Kancil luar biasa girang. Air liurnya tidak terasa menetes ketika ia melihat mentimun-
mentimun besar di kebun yang ia lihat. Tidak seperti mentimun liar yang ia temukan di
dalam hutan.
”Uh! Hihihi... Ini sih gampang banget! Kebunnya kosong nggak ada yang jaga begini!
Kalau aku teriak juga pasti nggak ada yang tahu, hihihi... Kucoba ah!” gumamnya
senang. “Wooooooiiii !!” teriak Kancil kuat-kuat. ”Uh! Kancil benar! Pak Tani dan
istrinya pasti tidak akan sampai bangun dari tidur malam-malam begini!” Kancil pun
makan sampai kenyang, bahkan ia sampai jatuh tertidur di dalam semak-semak kebun.
“Hoahmm... krauk, krauk, krauk... hah! Nggak ada yang tahu kalau aku di sini, besok
pagi aja deh aku pergi! Hoahmm...” kata Kancil ngantuk setelah makan sampai kenyang.
Pagi esok harinya, Pak Tani yang sedang berjalan ke arah kebun tiba-tiba saja menjadi
kaget. ”Hah? Ya ampun! Siapa, siapa yang memakan timun-timunku di kebun!
Mentimun-mentimunku yang sudah siap dipanen, rusak!” seru Pak Tani kesal bercampur
marah. “Hihihi... Pak Tani nggak tahu kalau akulah yang sudah menghabiskan
mentimun-mentimunnya, hihihi...” bisik Kancil licik di semak-semak.
”Aaah, awas hewan-hewan pencuri mentimun! Kalau ketangkap, nanti ku masak dan ku
makan! Hu uh!” umpat Pak Tani geram.
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter