26
Dewi Pratiwi, berputra Bambang Sitija dan Dewi Siti Sundari
Ia
wafat
dalam keadaan
bertapa
dengan
perantaraan
panah
seorang
pemburu bernama Ki Jara yang mengenai kakinya.
SEMAR
Semar adalah pamong/parampara trah keturunan Witaradya
(sejarah
keturunan
para
raja).
Semar
adalah
puta
Batara
Wungkuam,
yang berarti cucu Sang Hyang Ismaya. Semar juga merupakan
penjelmaan Ang Hyang Ismaya, kakeknya sendiri.
Semar mempunyai sifat dan perwatakan ; sabar, longgar, momong
(menjaga
mengasuh), bicaranya
mengandung fatwa nasehat. Dalam
cerita pedalangan, Semar dikenal sebagai manusia boga sampir.
Berbadan pendek, rambutnya berkuncung putih, mata rembes, hidung
kecil, bibir cabik. Semar menikah dengan Dewi Kanistri, putri Batara
Hira,
keturunan
Sang
Hyang
Caturwarna,
putra
Sang
Hyang
Caturkanwaka.
Sepanjang hidupnya Semar selalu menjadi
pamong keturunan
witaradya
bersama
dengan
Bagong.
Kemudian
bertambah
dengan
Gareng dan Petruk. Ketiga temannya
itu kemudian diakuinya sebagai
putra
angkatnya.
Dalam keadaan
sehari-harinya,
Semar
berlaku
sebagai
punakawan biasa, tetapi bilamana perlu
ia tidak segan-segan bertindak
untuk
membenarkan
hal-hal
yang
tidak
betul.Sebagai
penjelmaan
Sang
|