12
jenis songket tertentu, seperti
sarung
dan
atau
kain. Akan
tetapi,
seiring
dengan
perkembangan
zaman,
sudah
merambah
ke
produk
jenis
lain,
seperti:
gambar
dinding,
taplak
meja,
permadani
bergambar,
baju
wanita,
sprey,
baju kursi,
bantal
permadani, selendang, serber, kain lap dapur, sapu tangan, bahan kemeja, dan tussor
(bahan tenun diagonal).
Busana
ini
sebenarnya berasal dari
masa-masa kesultanan Palembang sekitar abad
ke 16 sampai pertengahan abad
ke 19, dan dikenakan oleh
golongan keturunan raja-
raja
yang disebut Priyai. Pakaian kebesaran untuk laki-laki dilengkapi dengan tanjak
(tutup kepala)
yang
terbuat dari
kain batik atau kain
tenunan. Tanjak dibedakan atas
tanjak kepudang,
tanjak
meler dan tanjak bela
mumbang. Semuanya terbuat dari kain
songket (kain tenunan tradisional) Palembang.
Baju
yang
dikenakan
disebut
kebaya
pendek,
atau bisa
juga
mengenakan
kebaya
landoong atau kelemkari
yaitu kebaya panjang hingga di bawah
lutut. Baju
ini dibuat
dari kain
yang ditenun dan disulam dengan benang emas
maupun benang biasa
yang
berwarna, atau dapat juga dicap dengan cairan emas perada (diperadan). Pada bagian
dalam dikenakan
penutup
dada
yang
disebut
kutang,
terbuat
dari
kain
yang
ditenun,
disulam, maupun diperadan. Tutup dada biasanya diberi hiasan permata.
Pakaian
bagian
bawah
berupa
celana
panjang
yang
dinamakan
celano
belabas,
yang
terbuat
dari
kain
yang
ditenun.
Mulai
dari bagian
bawah
lutut
sampai
ke
arah
mata
kaki
disulam (diangkeen)
dengan
benang
emas.
Ada
pula
yang
disulam dari
bagian pinggul sampai ke mata kaki dengan motif lajur. Jenis celana yang lain disebut
|