Home Start Back Next End
  
17
berbunyi. Kebanyakan di pinggiran Jakarta, misalnya di Depok, Cibinong,
Citeureup,  Cileungsi,  Jonggol,  Parung, 
di  wilayah  Bogor.  Lainnya  di
Tanggerang, dan Bekasi”
Sejak
dulu
memang,
Tanjidor  
tidak banyak memberi janji sehingga
pendukungnya dari tahun ke tahun kian
menurun. Selain banyak yang sudah
meninggal, pendukungnya sekarang sudah pada uzur. Untuk singgah menjadi
seniman orkes Tanjidor memang harus punya bakat di bidang musik modern atau
ketrampilan itulah yang membuat orang senang menekuni hobinya. Dari dulu
seniman Tanjidor tidak
melulu
mengandalkan hidup dari musik yang digeluti.
Melainkan dari
hasil bertani, buruh  atau pedagang kecil-kecilan.
Bermain
musik
hanya sebagai sambilan selain menghibur diri untuk mencari kepuasan batin.
Sebab lain kenapa Tanjidor tidak bisa  melesat seperti jenis kesenian Betawi
lainnya kemungkinan karena fungsi ekonomi Tanjidor lemah. Hidup orkes ini
tergantung dari saweran   
dari penonton. Atau
karena
ditanggap
untuk
meramaikan hajatan, sunatan, kawinan dan sebagainya. Serta tidak inovatif.
2.1.1.6 Usaha Pelestarian Tanjidor
Upaya mempertahankan tanjidor telah dilakukan, antara lain dengan melatih
anak-anak
dari
usia
dini.
Namun
upaya
itu
belum berhasil. “Tanjidor
itu
sulit
dipelajari, anak muda sekarang maunya yang instan saja,” kata Sahroni (41),
Ketua
Sanggar
Setu
Babakan,
Jagakarsa. Menurutnya
juga,
dangdut
kini
lebih
populer. Cukup dengan organ tunggal warga bisa terhibur. Panitia perayaan tak
perlu repot menyewa dan mengangkut banyak alat musik ke panggung.
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter