Home Start Back Next End
  
18
Minat terhadap tanjidor juga menurun karena kelompok tanjidor semakin
jarang. Kini banyak orang yang tak lagi mengenal tanjidor. Berkurangnya minat
warga
juga terlihat
dari
pernyataan Daru
(26), warga
Setu
Babakan.
Ia
yang
tinggal tepat di pusat kebudayaan Betawi mengaku
tidak berminat menonton
ataupun mempelajari tanjidor. “Banyak kerjaan lain,” katanya.
Dalam perjalanan waktu dan suasana berbeda, musik tanjidor itu masih tetap
exist
dan naik daun. Selaras dengan perkembangan
zaman,
orkes
Tanjidor
sekarang malah lebih asyik membawakan lagu-lagu dangdut. “Yang penting kata
Tanjidor harus tetap berbunyi” kata Kamil Shahab, mantan anggota DPRD DKI
Jakarta,  yang  keturunan  Arab  kelahiran  kampung  Batuceper  Jakarta  Pusat.
Bahkan Pemda DKI Jakarta secara berkala menyelenggarakan lomba
tanjidor
dalam rangka pelestarian sekaligus regenarasi.
Mewakili rekan-rekannya, Joni berharap, meski mulai dilupakan orang,
pemerintah
tidak
ikut
melupakan
seni tradisional
ini.
”Tolong
kami
selalu
diperhatikan.  Jangan  seperti  kata  pepatah  habis  manis  sepah  dibuang.  Dulu,
ketika belum banyak kesenian modern kami
disanjung
dan
dipuja,
kini
kami
malah ditinggal dan dilupakan.Seharusnya kesenian tradisional tetap harus
dipelihara,” kata Joni penuh harap.
2.2 Wawancara
Pengambilan data selain melalui kepustakaan juga melalui wawancara dengan tokoh-
tokoh yang mengerti mengenai Tanjidor. Wawancara dengan nara sumber dari instansi
ataupun  lembaga  kebudayaan  DKI  Jakarta  dan 
terutama  dari  para  pemain 
musik
Tanjidor itu sendiri.
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter