Home Start Back Next End
  
perangkat
yang
menjadi
sistem
acuan
atau
model
kognitif
yang
berlaku
bagi
berbagai
tingkat
pengetahuan, perasaan, dan kesadaran.
Kebudayaan sebagai
suatu
mekanisme
kontrol
yang
terwujud
dalam
bentuk
aturan-aturan
dalam
mengatur
tingkah
laku
ini
bersifat
dinamis
dan
berkembang sejalan
dengan
kemajuan
perkembangan
di
lingkungan
masyarakatnya. Kehidupan
masyarakat
Jepang
sampai
pada
masa
sebelum Perang Dunia II
semula adalah kehidupan petani
dengan mata pencaharian pokok bertani.
Masyarakat tradisional Jepang yang wilayahnya terdiri
dari pulau-pulau adalah masyarakat nelayan
dan petani. Mereka mengenal padi sejak dari permulaan zaman Yayoi (3 abad SM). Bagi petani di
desa khususnya, beras bukan sekedar sesuatu yang dibutuhkan untuk menghilangkan rasa lapar, tapi
juga merupakan salah satu makanan pokok.
2.2
Konsep Shinto
Shinto
adalah
kepercayaan tradisional
atau
kepercayaan
asli
masyarakat
Jepang
yang
sering
dikenal pula sebagai hati dari masyarakat Jepang. Sejak zaman dahulu Shinto telah
menjadi bagian
dari pandangan hidup orang Jepang.
Ono (1989:6) menjelaskan kata Shinto sebagai berikut:
Shinto terdiri atas dua huruf, yaitu shin yang bisa dibaca kami (?) dan to (?)
yang
bisa
dibaca
michi.
Jadi
Shinto
berarti
kami
no
michi
atau
jalan
kami.
Istilah
kami
sebenarnya
merujuk
pada
penghormatan untuk
jiwa
yang
mulia,
suci,
yang
memiliki
implikasi
pada
makna
memuja,
kebajikan,
dan
otoritas
mereka.
Pada Tanaka (1990:294-295) terdapat pengertian Shinto seperti berikut ini:
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter