42
Berdasarkan
hal
tersebut,
maka
hubungan
antara
keputusan
menolak atau menerima hipotesis dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Keputusan menerima hipotesis nol yang benar, berarti tidak membuat
kesalahan.
2. Keputusan
menerima
hipotesis
no
yang
salah, berarti terjadi
kesalahan tipe II (ß).
3. Membuat keputusan menolak hipotetsis nol yang benar, berarti terjadi
kesalahan tipe I (a).
4. Membuat
menolak
hipotesis
nol
yang
salah,
berarti
tidak
membuat
kesalahan.
Menurut
Sudjana
(2002,
p219),
hipotesis
merupakan asumsi
atau
dugaan
mengenai sesuatu hal
yang dibuat untuk
menjelaskan hal
itu
yang
sering dituntut untuk melakukan pengecekannya.
Setiap
hipotesis bisa benar atau
tidak benar oleh karena
itu perlu
diadakan penelitian sebelum hipotesis itu diterima atau ditolak.
Langkah
atau
prosedur
untuk
menentukan
apakan
menerima
atau
menolak
hipotesis disebut pengujian hipotesis.
2.2.10
Uji Validitas
Dalam
buku
Sugiyono
(2004,
p109),
validitas
berarti
instrumen
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
Menurut Uma
sekaran
(2000,
p44),
validitas memastikan
kemampuan dari instrumen untuk mengukur konsep yang dimaksud. Bila
|