16
lingkungannya saling
berinteraksi
dengan
tujuan
utama
yaitu
menyesuaikan
suasana
kerja
dengan
manusianya.
Ergonomi disebut
juga
sebagai
Human
Factors(Nurmianto, 1996).
Selain
itu,
ergonomi
juga
merupakan
suatu
cabang
ilmu
yang
sistematis,
untuk
memanfaatkan
informasi-informasi mengenai
sifat,
kemampuan,
dan
keterbatasan
manusia
untuk
merancang sistem kerja sehingga orang dapat
hidup dan bekerja pada
sistem
itu
dengan baik,
yaitu
mencapai tujuan
yang diinginkan melalui pekerjaan
itu
dengan efektif, aman dan nyaman (Sutalaksana, 1979 :Hal 61).
Berdasarkan berbagai pendefinisian ergonomi oleh beberapa pakar tersebut, dapat
ditarik
suatu
kesimpulan yaitu
didalam
ergonomi
dibutuhkan studi
tentang
sistem
dimana
manusia,
fasilitas kerja, dan
lingkungannya saling berinteraksi
satu sama
lain.
Karena
pada
kenyataannya manusia
memiliki
batas-batas
kemampuan pada
saat
berhadapan
dengan
keadaan
lingkungan
sistem
kerja
yang
berupa
mesin,
peralatan
kerja,
metode
dan
sistem
kerja,
prosedur
perusahaan, dan
lain-lain.
Sehingga
ergonomi
menyangkut keilmuan
yang
multidisiplin
karena
mempelajari pengetahuan
dari ilmu kehayatan, kejiwaan dan kemasyarakatan.
Maksud dan
tujuan dari disiplin ergonomi
adalah
mendapatkan suatu pengetahuan
yang
utuh
tentang
permasalahan-permasalahan
interaksi
manusia
dengan
teknologi
dan
produk-produknya, sehingga
dimungkinkan
adanya
suatu
rancangan
sistem
manusia-manusia
(teknologi)
yang
optimal.
Dengan
demikian
disiplin
ergonomi
|