20
2.7.1.1 Activity Relationship Chart
Menurut
Sritomo
Wignjosoebroto
(2003,p199-206).
Aliran
bahan
bisa
diukur
secara
kualitatif
menggunakan
tolak
ukur derajat
kedekatan
hubungan
antar
satu
fasilitas
(departemen)
dengan
lainnya.
Nilai-nilai
yang
menunjukkan
derajat
hubungan
dicatat
sekaligus
dengan
alasan-alasan
yang
mendasarinya
dalam
sebuah
peta hubungan
aktivitas
(Activity
Relationship
Chart)
yang
telah
dikembangkan
oleh Richard
Muhler
dalam
bukunya
Systematic
Layout
Planning
(Botom
Cahners
Books,1973).
Suatu
peta hubungan
aktivitas
dapat dikonstruksikan
dengan prosedur sebagai berikut :
1. Identifikasi semua fasilitas kerja atau departemen departemen yang akan
diatur tata letaknya dan dituliskan daftar urutannya dalam peta.
2. Lakukan
interview
(wawancara)
atau
survei
terhadap
karyawan
dari setiap
departemen
yang
tertera
dalam
daftar
peta
dan
juga
dengan
manajemen
yang
berwenang.
3.
Definisikan
kriteria
hubungan
antar
departemen
yang
akan diatur
letaknya
berdasarkan
derajat
keterdekatan
hubungan serta alasan masing
masing
dalam peta. Selanjutnya tetapkan nilai
hubungan tersebut untuk setiap
hubungan aktivitas antar departemen yang ada dalam peta.
4. Diskusikan hasil penilaian hubungan aktivitas
yang telah dipetakan tersebut
dengan kenyataan
dasar manajemen. Secara bebas beri kesempatan
untuk
evaluasi
atau
perubahan
yang
lebih
sesuai.
Checking,
rechecking
dan
tindakan
koreksi
perlu
dilakukan
agar
ada
konsistensi
atau
kesamaan
persepsi
dari
mereka
yang
terlibat
dalam
hubungan
kerja.
Sebagai
contoh
bila
departemen
A
dinyatakan memiliki
nilai
hubungan
aktivitas
penting
dengan
departemen
B,
maka
hal inipun
harus
memiliki
nilai
hubungan
aktivitas
penting
dengan
departemen A.
Di
sini
individu karyawan atau manajer departemen A
harus
|