Home Start Back Next End
  
20
analisis  regresi  untuk  menjajagi  antara  hasil  pertanian  (misal: 
produksi  padi  per
hektar)
dengan
jenis
pupuk
yang digunakan,
kuantitas
pupuk
yang diberikan,
jumlah
hari hujan, suhu, lama penyinaran matahari, dan infeksi serangga.
c. 
Regresi Kurvilinier
Regresi
kurvilinier
seringkali
digunakan
untuk
menelaah
atau memodelkan
hubungan
fungsi
variabel terikat
(Y) dan
variabel bebas (X)
yang tidak bersifat
linier.
Tidak
linier
bisa
diartikan
bilamana
laju
perubahan
Y
sebagai
akibat
perubahan
X
tidak
konstan
untuk
nilai-nilai
X tertentu.
Kondisi
fungsi
tidak
linier
ini (kurvilinier)
seringkali
dijumpai
dalam
banyak
bidang.
Misal
pada bidang
pertanian,
bisa
diamati
hubungan
antara
produksi
padi dengan
taraf pemupukan
Phospat.
Secara umum
produksi
padi
akan
meningkat
cepat
bila pemberian
Phospat
ditingkatkan
dari
taraf
rendah ke taraf sedang. Tetapi
ketika pemberian
dosis Phospat
diteruskan
hingga taraf
tinggi,
maka
tambahan
dosis
Phospat
tidak
lagi diimbangi
kenaikan
hasil,
sebaliknya
terjadi penurunan
hasil. Untuk
kasus-kasus
hubungan
tidak
linier, prosedur
regresi
sederhana
atau
berganda
tidak
dapat
digunakan
dalam
mencari
pola hubungan
dari
variabel-variabel
yang
terlibat.
Dalam
hal
ini, prosedur
analisis
regresi
kurvilinier
merupakan
prosedur yang sesuai untuk digunakan.
d.
Regresi Dengan Variabel Dummy (Boneka)
Analisis regresi tidak saja digunakan
untuk
data-data
kuantitatif
(misal
: dosis
pupuk),
tetapi
juga bisa digunakan
untuk
data
kualitatif
(misal
: musim
panen).
Jenis
data kualitatif
tersebut
seringkali
menunjukkan
keberadaan
klasifikasi
(kategori)
tertentu,
sering
juga
dikatagorikan
variabel
bebas (X)
dengan
klasifikasi
pengukuran
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter