pengemis
yang datang
ke
rumah
Daeng
di
Kabupaten
Kuningan
kemudian
memainkan
angk:lung
pentatonis.
Hati
Daeng
Sutigna
tergetar
lalu
dibelilah
dna
angklung
yang
menarik
perhatiannya
itu
dan
mengubahnya
menjadi
diatonis.
Namun
karena
Daeng
Sutigna
tidak
mengerti
teknis
membuat
angklung
maka
dia
belajar
kepada
seorang
pakar
angklung, Djaya
Angklung diatonis berhasil
dikreasikan oleh Daeng
Sutigna
ketika
masih
menjadi pengajar
SMP di
Kuningan.
Permainan
musik
angklung
diatonis pertama
kalinya
diperkenalkan
Daeng
di
kalangan
anaka-anak pramuka
asuhannya.
Ketika beliau
pindah
ke
Bandung,
Daeng
Sutigna
membuat
konser
angklung
yang
dikreasikannya dalam
acara
Konferensi
Asia-Afrika tahun
1966 di Gedung
Merdeka,
Bandung.
Sejak
itulah
pertunjukkan angklung
Daeng
Sutigna
melanglang
buana
Beliau
meninggal pada
8
April 1984
dan
mempunyai banyak
murid.
Salah
satunya
adalah
Udjo
Ngalagena.
2.1.5.2 Udjo
Ngalagena
Udjo Ngalagena
bercita-cita
untuk
melestarikan
kesenian
khas
daerah
Jawa
Barat,
alam
dan
lingkungannya Dengan
gotong
royong
sesama
warga
desa,
beliau
merintis Saung
Angklung Udjo
di
desa
Padasuka,
Bandung,
tahun 1966.
Di
tempat
yang
|