16
4)
Ahli
memimpin,
termasuk
memimpin
sidang,
hatinya
terbuka,
dan
kata-katanya
manis
bagaikan
air
kehidupan.
Dalam berbagai
kesempatan
digambarkan
Gajah
Mada
dapat memimpin sidang, memiliki keterbukaan dan pemimpin yang memberikan
kesejukan kepada bawahannya.
5)
Mampu
menarik
simpati,
cerdas,
dan
kreatif.
Hal
ini
tampak
ketika
Gajah
Mada
baru pertama kali mengabdikan dirinya di istana mahapatih Majapahit yang sudah mulai
tua (Arya Tadah?) dan kemudian ia dikawinkan dengan putrinya bernama Dyah Bebed.
Kecerdasan Gajah
Mada
tampak
pula
ketika ia
ingin
mengetahui
wajah
asli
Raja
Bedhahulu
dengan
cara
minta
dijamu
sayur pakis
yang
utuh
sedepa
panjangnya, lauk
pauknya
setumpuk
usus
ayam,
minumannya
satu bumbung
legen,
ia
bersedia
makan
di
hadapan
raja.
Dengan
cara
demikian
itu
Gajah
Mada
akan
mudah
melihat
wajah
raja
Bali
saat
itu,
dan
raja
tidak
boleh
membunuh
utusan
raja
Majapahit
ini,
apa
lagi
saat
yang bersangkutan menikmati makanan (humadang ri ajengira sri haji kang bhojana).
6) Sopan dan ramah. Gajah Mada sangat sopan dan ramah ketika ia ditanya oleh Kebo
Wawira dan Pasung Rigis tentang maksud kedatangannya ke Bali. Gajah Mada diutus
oleh
Raja
Jawa
yang
mempunyai
putri
yang
sangat
cantik,
tiada
duanya
di
Wilatikta,
dan
memuji
Kebo
Wawira
supaya
bersedia
mengawini putri Jawa tersebut. Karena
penampilannya yang sangat sopan dan ramah, akhirnya Kebo Iwa mudah ditipu oleh
Gajah Mada.
7) Senantiasa menuntut ilmu pengetahuan, tidak mementingkan kesukaan duniawi,
mempelajari kitab suci, dan melaksanakan upacara yajña.
|