Home Start Back Next End
  
21
yang
dihasilkan
oleh
seorang
Belanda
yang
bernama
nyonya Matheron
yang
menggunakan
warna
biru-hitam-krem dan
seringkali
menambahkan
pinggiran
bunga-bunga
berwarna
merah.
Nyonya Matheron
adalah
keponakan
dari
janda
Van Oosterom yang tinggal di
Banyumas
untuk
melakukan
misi
membaca ayat-
ayat
Alkitab
kepada
perempuan-perempuan yang bekerja di studio batiknya.
Sebelumnya
ia memproduksi batik sambil berdakwah di Semarang. Lalu setelah
pindah ke Banyumas, ia membawa warna-warna dari gaya batiknya bangbiru
ungon (merah-biru-ungu) dan
mencampurnya dengan warna coklat lokal. Setelah
meninggal,
bisnis
batiknya
diserahkan
kepada
Nyonya
Matheron dan
Nona
Willemse.
Gaya batik “Materos” ditiru dan dikembangkan di Banyumas sehingga tercipta
gaya batik Banyumas yang dikenal saat ini.
Motif asli dari daerah Banyumas antara lain :
Ayam Puger
 
Gambar 2.1
dengan
motif
utama
ayam
dan
bangunan
kecil
yang
kemungkinan
besar
adalah
kandang ayam atau lumbung;
Parang Plonto
Gambar 2.2
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter