6
C. Wawancara
-
Ibu Kwee Hoe Loei pemilik Batik Hadipriyanto
Jl. Mruyung no. 46, Banyumas
Banyumas dulu merupakan kasultanan oleh karena itu masih memiliki pengaruh
Yogya dan Solo. Yang menjadi kekhasan batik Banyumas adalah penggunaan
warna sogan (merah kecoklatam atau coklat tua), wedel (hitam atau warna
gelap), dan kuning gading.
Saat pendudukan Belanda di Indonesia, ada seorang nyonya yang bernama
Nyonya Matheron yang membuka usaha batik di Banyumas. Pekerjaannya
dibantu oleh orang-orang pribumi. Hasil karya batiknya dikenal dengan nama
batik
Matheros atau Mantelon (sesuai dengan
lidah orang
Banyumas).
Setelah Belanda pergi dari Indonesia, usaha batik di Banyumas mayoritas
dipegang oleh keturunan tionghoa, antara
lain oleh Ibu Kwee Hoe Loei, Kho
Siang Kie, Lian Kheng, dan lain sebagainya.
Selain batik Mantelon, motif yang terrenal di Banyumas adalah motif
Jonasan. Motif Jonasan adalah kelompok
motif
non-geometris
yang
didominasi
oleh warna dasar kecoklatan dan hitam.
Motif yang paling terrenal adalah motif Sidomukti yaitu motif yang digunakan
oleh kedua mempelai pengantin dengan adat Jawa.
-
Ibu Kris dari studio batik di Museum Batik
Batik ada dua kelompok besar berdasarkan daerah pembatikannya yaitu batik
pedalaman atau lebih dikenal sebagai batik klasik/keraton dan batik pesisir. Batik
pedalaman yaitu batik yang diproduksi di daerah Yogya dan Solo yang berada di
|