Home Start Back Next End
  
lengkap apabila tidak
memakai senjata.
Bagi
Baduy
Dalam
maupun
Luar kalau bepergian selalu
membawa
senjata
berupa
golok
yang
diselipkan
di
balik
pinggangnya.
Pakaian
ini
biasanya
masih dilengkapi pula dengan
tas
kain atau
tas
koja
yang dicangklek (disandang) di
pundaknya.
Sedangkan, busana
yang dipakai di
kalangan
wanita
Baduy, baik Kajeroan
maupun
Panamping
tidak
menampakkan
perbedaan
yang
mencolok.
Model,
potongan
dan
warna
pakaian,
kecuali
baju
adalah
sama.
Mereka
mengenakan
busana
semacam
sarung
warna
biru
kehitam-hitaman
dari
tumit
sampai
dada.
Busana
seperti
ini
biasanya
dikenakan
untuk
pakaian
sehari-hari
di
rumah.
Bagi
wanita
yang
sudah
menikah,
biasanya
membiarkan dadanya
terbuka
secara
bebas,
sedangkan bagi
para
gadis
bagian
dadanya
harus
tertutup.
Untuk
pakain
bepergian, biasanya
wanita   Baduy   memakai   kebaya,   kain   tenunan   sarung   berwarna   biru   kehitam-hitaman,
karembong, kain
ikat pinggang dan selendang. Warna baju
untuk Baduy Dalam adalah putih dan
bahan dasarnya dibuat dari benang kapas yang ditenun sendiri.
2.2.2.10 Pertanian Suku Baduy
Pola
Pertanian
Tradisional
Masyarakat
Baduy
Sistem
perladangan berpindah
atau
perladangan 
daur 
ulang 
telah 
dipraktekkan 
selama 
berabad-abad 
dan 
merupakan 
bentuk
pertanian yang paling awal di
wilayah tropika dan subtropika. Sistem pertanian dilakukan adalah
tanaman pangan dalam waktu dekat (pada
umumnya 2 – 3 tahun), dan kemudian diikuti dengan
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter