Home Start Back Next End
  
Barat.
Dan
seluruh
awaknya
yang
berjumlah
268
orang
berlayar
dengan
perahu
sekoci
darurat menuju kota Batavia ini.
Pieter
Both yang
menjadi
Gubernur
Jenderal
VOC
pertama,
lebih
memilih
Jayakarta sebagai basis administrasi dan perdagangan
VOC daripada pelabuhan Banten,
karena pada waktu itu di Banten telah banyak kantor pusat
perdagangan
orang-orang
Eropa lain seperti Portugis, Spanyol kemudian juga Inggris, sedangkan Jayakarta masih
merupakan
pelabuhan
kecil.
Pada
tahun
1611
VOC
mendapat
izin
untuk
membangun
satu rumah kayu dengan fondasi batu di Jayakarta, sebagai kantor dagang. Kemudian
mereka
menyewa
lahan
sekitar
1,5
hektar
di dekat
muara
di
tepi
bagian
timur
Sungai
Ciliwung, yang menjadi kompleks perkantoran, gudang dan tempat tinggal orang
Belanda, dan bangunan utamanya dinamakan Nassau Huis. Ketika Jan Pieterszoon Coen
menjadi
Gubernur
Jenderal (1618
1623),
ia
mendirikan
lagi
bangunan
serupa
Nassau
Huis
yang
dinamakan
Mauritius
Huis,
dan
membangun
tembok
batu
yang
tinggi,
di
mana ditempatkan beberapa meriam. Tak lama kemudian, ia membangun lagi tembok
setinggi
7
meter
yang
mengelilingi
areal
yang mereka
sewa,
sehingga
kini
benar-benar
merupakan satu benteng yang kokoh, dan mulai mempersiapkan untuk menguasai
Jayakarta. Dari basis benteng ini pada 30 Mei 1619 Belanda menyerang Jayakarta, yang
memberi mereka izin untuk berdagang, dan membumihanguskan keraton serta hampir
seluruh
pemukiman
penduduk.
Berawal
hanya dari
bangunan
separuh
kayu,
akhirnya
Belanda  menguasai  seluruh  kota.  Semula  Coen  ingin 
menamakan  kota  ini  sebagai
Nieuwe
Hollandia, namun de
Heeren
Seventien di
Belanda
memutuskan
untuk
menamakan
kota
ini
menjadi
Batavia,
untuk
mengenang
bangsa
Batavieren.
Pada
4
Maret 1621, pemerintah Stad Batavia (kota
Batavia) dibentuk. Jayakarta dibumiratakan
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter