Home Start Back Next End
  
17
Pernyataan Prof. Sumiko Iwao
di atas, mendukung survey Yasuda yang dilakukan
sebelumnya ( 1965 ). Dengan
menghimpun data dari 1.500 responden wanita berusia 12
24 tahun diketahui bahwa 49,6 %
dari 
seluruh responden tersebut telah melakukan
minimal 1 kali aborsi. presentase yang lebih besar berhasil dihimpun oleh survey yang
dilakukan
oleh
Kyodo
News
Service
(
Layanan
Berita
Kyodo
)
tahun
1982,
bahwa
58,2 % hingga 64,1 % responden mengaku telah melakukan tindakan aborsi.
Sawanobori ( 1989 : 244 ) mengatakan bahwa :
Dengan   adanya   undang   –   undang   yang   melegalkan   aborsi   menimbulkan
pernyataan bahwa Jepang
merupakan
surga
untuk aborsi ( abortion’s heaven ) dan
berpengalaman 
sebagai 
penyebab 
terjadinya 
ledakan 
pengguguran 
kandungan
( mizuko boom ).
Dengan predikat baru ini, pada tahun 1980 muncullah sejumlah argumen yang
menginginkan peninjauan kembali tentang legalisasi aborsi di Jepang sebagai suatu rasa
keprihatinan.
Dari
pihak
pemerintah
mengusulkam amandemen
untuk
menghapuskan
alasan ekonomi sebagai alasan aborsi ( Sawanobori, 1989 : 246 ).
LaFleur ( 1992 : 136 – 138 ) mengungkapkan bahwa meningkatnya aborsi dinyatakan
dengan pula dengan 2 alasan sebagai berikut :
Alasan pertama, berkembangnya anggapan bahwa pelaksanaan aborsi bukanlah suatu
tindak kriminal
mendorong banyk pihak
menerima praktek aborsi sebagai hal yang biasa
dan para wanita dapat dengan mudah melakukannya. Rasa bersalah yang ditimbulkan
oleh aborsi dapat dihilangkan dengan mengikuti ucapara pemujaan kepada Dewa Budha,
Dewa
Jizo
(
dewa
yang
dipercaya
sebagai
penjaga
anak
anak
),
dalam upacara
pemujaan Mizuko Jizo ( upacara ritual untuk mendoakan arwah janin kepada pelindung
anak
anak
).
Para
pelaku
aborsi
dapat
melakukan
aturan
aturan
pemujaan
Mizuko
Jizo tanpa sembunyi sembunyi.
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter