Home Start Back Next End
  
15
tentu saja terlihat bagus dan keren. Namun, seiring dengan waktu, jam tangan
itu bukan
lagi
jam tangan
baru
melainkan
sebuah
jam
tangan
tua,
kusam
dan
kemungkinan
memiliki banyak kecacatan. Jika dilihat dari sudut pandang konsep sabi,
jam tangan
tua
itu justru terlihat semakin indah, karena jam tangan tersebut memiliki ‘sejarah’ tersendiri
seiring dengan perjalanan hidup sang pemiliknya.
Koren (1994 : 15) dalam bukunya “Wabi-Sabi for Artists, Designers, Poets and
Philosophers”,
menyatakan
bahwa
banyak
orang
Jepang
yang
tidak
bisa
menjelaskan
apa
itu
wabi-sabi,
padahal
mereka
mengerti
“rasa”
wabi-sabi.
Hal
ini
terjadi
karena
orang
Jepang
tidak
pernah
diajari
mengenai wabi-sabi
secara
harafiah.
Tidak
ada
guru
ataupun buku
yang
menjelaskan wabi-sabi secara mendetail. Wabi-sabi sering dianggap
sebagai
bagian
dari
Buddha
Zen. Wabi-sabi
memiliki
keistimewaan
yang
paling
menyolok dan berkarakteristik dan dianggap sebagai
keindahan
ketradisionilan
Jepang.
(1994 : 21)
Berikut
ini
adalah
tujuh
karakteristik Zen
beserta
pengertiannya,
dimana
ketujuh
karakteristik tersebut mempunyai kedudukan
yang
sama
ataupun
saling
berkesinambungan dan secara tidak langsung memiliki pengaruh yang kental terhadap
konsep wabi-sabi menurut Hisamatsu (1997 : 29-37):
1. Fukinsei
??????‘asimetris
Berarti
ketidakteraturan
atau
asimetri.
Hisamatsu
mencontohkan fukinsei
dalam
nenerapa hal seperti geometris, hal jumlah, seni ikebana dan kaligrafi, dan kedalaman
atau
ketinggian
dari
suatu
permukaan.
Dalam geometris,
fukinsei
adalah
ketidaksempurnaan atau ketidakseimbangan apabila dicontohkan sebagai lingkaran
penyok
atau
miring.
Dalam
hal
jumlah,
fukinsei
dapat
diartikan
sebagai
jumlah
ganjil.
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter