6
2.2 Data Historis
2.2.1
Gambaran Kehidupan Awal Masyarakat Tionghoa di Batavia
Pada masa-masa awal p enjelajah an
samudera dan p erdagan gan
internasional
melalui
samuder a, p erlu diketahui bahwa p ara p elaut
dan
saudagar ban gsa
Tiongkok telah
memilik i
hubun gan d agan g d en gan
saud agar-saudagar
lain dar i
berbagai belahan dunia, baik
Timur
maup un Barat.
Di jalur p erdagan gan
Hindia
Belanda
Tiongkok send iri, sudah ada
p
op ulasi
Tionghoa
y
ang
men etap di
Banten dan
menjadi
makelar serta p edagan g,
y
ang memp eroleh p asokan
secar a
regu ler d ari
kap al-kap al dagan g Tion gkok.
Jatuhny a dinasti M ing (1368-1644)
dan
berdiriny a
dinasti
Ching (1644-1911)
dan
dibukakanny a
kembali
p
erdagan gan den gan Asia
Tenggara
mendoron g
arus imigrasi
ini. Di
Banten
sendiri,
keber adaan
or an g-oran g
Tion ghoa
mendatan gkan
keuntun gan
bagi
Sultan
Banten
karen a p engetahuan p ertanian
y
an g dib agikan
kep ada p enduduk
setemp at dan memajukan p erdagan gan di k esultanan. Sebelum ked atangan kau m
VOC, hubun gan antara
or an g-oran g
Tion ghoa den gan p ribumi
di Indonesia
cukup
harmonis.
Oleh karena
itu tidaklah men gher ankan bila
didap ati
p
op ulasi
orang
Tionghoa d i p esisir
Jawa
y
ang
merup akan
jalur d agan g y an g ramai
dikunjun gi
oleh p edagan g. Seb elum
k
edatan gan oran g
Belanda, oran g
Tion ghoa
d
i
Indonesia
hidup damai
den gan
p
enduduk
setemp at. M ereka
hidup berdagan g,
bertani, dan
menjad i tukan g.
Pada
umumny a
mereka tidak
membawa
istri, dan
menikah d en gan p eremp uan p ribumi.
Dari begitu
lahirlah keturunan p eranakan.
M
ereka meny ukai hidup damai dan men ghindar i keributan.
|