12
2.2.3
Degradasi Keuangan dan Insiden Sebelum Pembantaian
VOC sendiri
mendap atkan sebagian
besar p emasukanny a dar i p erdagan gan
di
sekitar
Asia, bukan dari
hubunganny a den gan Kerajaan
Belanda
sendir i.
Dan
sudah barang tentu kaum Tionghoa di B atavia
memiliki
hubun gan den gan
Tiongkok.
Simbiosis
y
ang
mutual
ini
seharusny a
memp ererat
hubungan
or an g
Tionghoa
d
an VOC d i
Batavia,
namun k eny ataanny a
tidak sesederhana
itu.
Keny ataan bahwa oran g Tiongho a
menjad i keku atan bisnis
y
ang besar d i
Batavia dan
men jadi
sain gan
dari
kaum
Erop a
men imbulk an r asa tidak sen an g
dari
sebagian
p
ihak
dari
kaum
kolon i.
Keberadaan
oran g-oran g
Tiongho a
berkemamp uan
ekonomi
rend ah
y
ang
didatan gkan sebagi
kuli
di
bid an g
p
ertanian
dan
p
erkebunan
(sektor gula
diku asai
oleh
may oritas
p
enduduk
Tionghoa p ada
masa
itu,
y
ang termasuk
sektor ekonomi
y
ang b esar di
Batavia)
menamb ah beban k ep adatan p op ulasi p enduduk.
Kondisi
p
erekonomian Batavia
setelah 1725 cend erun g
memburuk.
VOC
men galami k ekalahan d alam
memp ertahankan
hegemon i p erdagan gan
Erop a di
Hindia
Timur den gan kon gsi d agan g In ggris,
y
aitu East
India Co mp any
(EIC).
Hasil p embukuan menunjukk an keru gian berturut-turut. Selama satu abad, hany a
ada
satu tahun keuntungan saja. Pada
tahun 1720,
industri
gula
dan p asar
gula
internasional
men galami
guncan gan
p
arah,
karena
munculny a
komp etitor
gula
Brazil
y
ang murah. Pad a tahun 1738,
surat p emerintah p ada dewan
VOC
men geluhk an
p enurunan kondisi y ang san gat
p
arah dan angk a kematian
y
an g
begitu tinggi. Kondisi
ini d ip erp arah dengan bany akny a p roblema beruntun y ang
menimp a
kota
itu.
Kegagalan
p
anen,
p
embay aran
kred it
y
ang terlambat,
|