10
2.2.1.2.2. Sebagai alat untuk penelitian
ilmiah.
Pada bulan Juni 1752, Benjamin Franklin dan
Alexander Wilson menggunakan layang-layang
untuk mempelajari cuaca.Mereka menerbangkan
layang-layang dengan menggantungkan sebuah
kunci
logam
pada
talinya
saat
cuaca
mendung.
Kedua ilmuwan tersebut ingin membuktikan bahwa
petir bukanlah tenaga supranatural, melainkan
fenomena
alam yang
bermuatan
listrik.Percobaan
ilmiah tersebut
membuktikan bahwa petir dengan
arus
dan
tenaga
yang
luar biasa
dapat
disalurkan
melalui
perantara
bahan
logam seperti
tembaga,
lalu
saat
mencapai
ujung tembaga
yang ditanamkan
ke
dalam tanah
sang
petir
akan
diserap
bumi
atau
dinetralisir air tanah. Temuan inilah yang kemudian
menjadi penangkal petir.
Selain Benjamin Franklin, terdapat beberapa
ilmuwan lainnya yang mennggunakan layang-layang
sebagai alat penelitian, yaitu:
1.
George
Pocock
yang
menggunakan
layang-
layang untuk
menarik kereta. Kecepatan
|