34
Namun berlaku juga untuk survei lainnya yang berhubungan dengan:
Frekuensi (1=tidak pernah, 2=jarang, 3=kadang-kadang, 4=sering, 5=selalu).
Kepentingan (1=tidak penting, 2=agak penting, 3=sedang, 4=penting, 5=sangat
penting).
Mutu (1=sangat jelek, 2=jelek, 3=rata-rata, 4=bagus, 5=bagus sekali).
Sedangkan
Asep
Hermawan
menyatakan
bahwa
Skala
Likert
merupakan
skala
yang
mengukur
kesetujuan
dan
ketidaksetujuan seseorang
terhadap
serangkaian
pernyataan berkaitan
dengan
keyakinan
atau
perilaku
sesuai
dengan
obyek
tertentu.
Sebenarnya
skala
Likert
merupakan
skala
ordinal,
akan
tetapi
dalam
penelitian-
penelitian bisnis khususnya
pemasaran
seringkali dimodifikasi dan
diasumsikan sebagai
skala interval.
Biasanya
format
skala
Likert
merupakan perpaduan
antara
kesetujuan dan
ketidaksetujuan,
skala
ini
dikembangkan
oleh
Renis
Likert
sehingga
dikenal
dengan
skala
Likert.
Skala
ini
umumnya
menggunakan lima
angka
penilaian,
yaitu
(1)
Sangat
Tidak Setuju, (2) Tidak Setuju, (3) Netral, (4) Setuju, dan (5) Sangat Setuju.
Menurut Bilson Simamora, Skala
Likert disebut juga summated rating scale. Skala
ini
banyak
digunakan karena
memberi
peluang
kepada
responden untuk
mengekspresikan perasaan
mereka dalam bentuk persetujuan
terhadap suatu pernyataan.
Pertanyaan yang
diberikan
berjenjang, mulai
dari
tingkat
terendah
sampai
tertinggi.
Jumlah pilihan jawabannya bisa tiga, lima, tujuh, sembilan, yang jelas harus ganjil.
Semakin
banyak
pilihannya, semakin
mewakili, semakin
mewakili
jawaban
responden.
Namun,
semakin
banyak
pilihan
jawaban,
semakin
sulit
mencari
kata-kata
yang
dapat
dipahami
secara
umum.
Dalam
bahasa
Inggris,
misalnya,
pilihan
jawaban
berikut lumrah: extremely disagree, strongly disagree, disagree, neither agree nor
|