Home Start Back Next End
  
54
sederhana,
namun
begitu
dikaitkan
dengan
konteks
manajemen
dan 
perilaku
konsnmen,
istilah  
ini 
menjadi
begitu
kompleks.
Bahkan,
Oliver  
(1997)
dalam 
bnkunya
berjudul
"Satisfaction:
Behavioral
Perspective
on 
the 
Consumer"
menyatakan
bahwa
semua
orang 
paham 
apa 
itu 
kepuasan,
tetapi 
begitu 
diminta
mendefinisikaunya,
kelihataunya
tak
seorangpun tabu.
Dalam  
kajian  
literatur 
kepuasan 
pelanggan  yang  
dilaknkan 
Giese  
dan  Cote
(2000),
mereka
mengidentifikasi
20
definisi
yang  diacu 
dalam 
riset
kepuasan
pelanggan
selama
periode
waktu 
30 
tahun. 
Meskipun
definisi-definisi
tersebut
bervariasi
(bahkan
beberapa 
diantaranya 
saling 
tidak  
konsisten 
satu  
sama    Jain),  
kedua    pakar    dari
Washington State
University
ini
menemnkan
kesamaan dalam 
hal
tiga
komponen
utama:
a.   Kepuasan pelanggan merupakan respons (emosional atau
kognitif);
b.  
Respons 
tersebut 
menyangkut 
fokus 
tertentu 
(ekspektasi,  prodnk, 
pengalaman
konsumsi, dan
seterusnya);
c.  
Respons
teljadi
pada   waktu 
tertentu
(setelah
konsumsi,
setelah
pemilihan
prodnk
ataujasa, berdasarkan pengalaman aknmulatif, dan
lain-lain).
Secara
singkat,
kepuasan
pelanggan
terdiri 
atas 
tiga 
komponen:
respons
menyangkut
fokus tertentu yang
ditentnkan pada
waktu
tertentu.
Berdasdarkan 
kajian   
literatur, 
data    wawancara 
kelompok, 
dan  
wawancara
personal,
Giese   dan 
Cote 
(2000) 
mengajnkan
rerangka
definisional
untnk  
menyusun
definisi
kepuasan
pelanggan
yang 
sifatnya
spesifik
untnk 
konteks
tertentu.
Rerangka
tersebtu
bnkanlah
defmisi
generik 
untnk 
istilah 
kepuasan. Menurut
mereka,
defmisi
kepuasan
tidak 
bisa  Jepas  dari
chameleon effects,
artinya
interpretasi
terhadap
sebuah
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter