9
lain
untuk
mendeteksi
keberadaan
informasi
yang
disembunyikan, dan
ketahanan
merujuk kepada sejauh
mana
medium
steganography
dapat bertahan sebelum pihak
lain
menghancurkan informasi yang disembunyikan.
2.1.2 Sejarah Steganography
Teknik
steganography
telah
dikenal
oleh
manusia
sejak
jaman
Romawi
Kuno
dan
Yunani
Kuno.
Seorang
sejarahwan Yunani
bernama
Herodotus
pertama
kali
mencatatkan tentang
steganography.
Ketika
Histaeus,
seorang
raja
Yunani
yang
kejam
dipenjarakan
oleh
Raja
Darius
di
Susa
pada
abad
ke-5
SM,
Histaeus
mengirim
pesan
rahasia
kepada
anak
lelakinya,
Aristagoras di
Militus.
Histaeus
menulis
pesan
tersebut
dengan
menggunakan media
kepala
seorang
budak.
Histaeus
membotaki
rambut
budak
tersebut,
kemudian pesan
rahasia
ditato
pada
kulit
kepala
budak.
Ketika
rambut
budak
mulai tumbuh,
Histaeus
mengutus budak
tersebut
ke
Militus
untuk
mengirimkan pesan
rahasia yang terdapat pada kepala budak tersebut ke anak lelakinya.
Selain
metode
tersebut,
ada
pula
metode
dengan
menggunakan lilin.
Caranya
pesan dituliskan di bawah kayu, kemudian kayu tersebut dilapis dengan lilin.
Bangsa
Romawi
mengenal teknik
steganography
lain
yaitu
dengan
menggunakan
tinta
yang
tak-tampak
(invisible
ink)
untuk
menuliskan
pesan
rahasia.
Tinta
tersebut
dibuat
dari
campuran
sari
buah-buahan, susu,
dan
cuka.
Ketika
tinta
digunakan
untuk
menulis
maka
tulisannya
tidak
tampak.
Untuk
dapat
membaca
pesan
yang ditulis dengan
menggunakan
tinta
tak-tampak tersebut, kertas berisi pesan
rahasia
tersebut harus dipanaskan dan pesan rahasia akan perlahan-lahan tampak jelas.
Bangsa
Jerman
mengembangkan
sebuah
teknik
yang
disebut
dengan
microdot.
Microdot merupakan foto dengan ukuran kecil. Microdot dicetak pada sebuah surat atau
|