22
4. Aplikasi Green Arsitektur Dalam Desain
Konsep
Arsitektur
hijau
dalam hal meningkatkan
efisiensi
pemakaian
energi
dapat
diaplikasikan
dengan
Memanfaatkan
sumber
yang
dapat
diperbaharui
seperti
menggunakan
sinar
matahari
melalui
passive
solar
dan active
solar,
serta
teknik
photovoltaic
dengan
menggunakan
tanaman
dan
pohon-pohon
melalui
atap
hijau
dan
taman
hujan.
Arsitektur
hijau
dalam penerapannya
pada desain
bangunan antara lain
:
a. Penggunaan
panel
surya (
Solar
cell
)
untuk
memanfaatkan
energi panas
matahari
sebagai
sumber
pembangkit
tenaga
listrik
rumahan.
b. Penggunaan
material-material
yang
dapat
di
daur
ulang
(recycle),digunakan
kembali
(reuse),
dan dapat
diperbarui
(renewable) serta
penggunaan konstruksi-konstruksi
maupun
bentuk
fisik
dan
fasad
bangunan
tersebut
yang
dapat
mendukung
konsep green architecture.
c. Penggunaan
turbin
angin
untuk
memanfaatkan energi
angin
sebagai sumber pembangkit tenaga listrik alternative.
d.
Penggunaan
penangkap
air hujan
(rainwater
harvesting)
untuk
memanfaatkan
air
hujan
yang
intensitasnya
besar
di
daerah
tropis
untuk kebutuhan air alternative dalam bangunan.
e. Penggunaan
atap
bangunan
sebagai
roof
garden
untuk
penghijauan
dan menyumbang
0² pada lingkungan sekitar.
f.
Penggunaan
material
lokal
dan
pemilihan
material
bangunan
dan
konstruksi yang efisien waktu sehingga dapat menghemat energi.
II.2.3. Hemat Energi
Hemat
energi
dalam
arsitektur
adalah
meminimalkan
penggunaan
energi
tanpa
membatasi
atau merubah
fungsi
bangunan,
kenyamanan,
maupun produktivitas
penghuninya.
Secara lebih
luas hemat energi harus dimulai
dari
masing-masing
cara
pengoperasian
bangunan.
Secara
umum
lebih
dari
60
persen
energi
listrik
yang
dibangkitkan PLN
dikonsumsi oleh
permukiman, sehingga
|