10
pada
pengelolaan
PD.
Hoya.
Hal-hal
ini
kemudian
menjadi
salah
satu
budaya dan karakter PD. Hoya.
Dalam
berbisnis,
orang
Tionghoa akan
berusaha
memanfaatkan
peluang
sebaik
mungkin
asalkan
tidak
merugikan
pihak
lain.
Kelihaian
mengambil peluang dan
opportunity patut
diacungi jempol. Mereka
sangat berhati-hati jika
mengambil keuntungan, takut
tidak bisa bersaing
atau pembeli
lari
karena
harganya kelewat
mahal.
Di
benak
mereka
yang
terpenting
bisnis
mampu
mendatangkan keuntungan
berkesinambungan
/
keuntungan jangka panjang.
Visi
pebisnis
Tionghoa
adalah
kelanggengan
bisnis
secara
jangka
panjang,
bukan
penjual
yang
mengeruk
keuntungan sesaat.
Untuk
bisa
bertahan
dalam
jangka
panjang,
perlu
membangung kepercayaan
atau
trust.
Nilai-nilai Tionghoa dalam berbisnnis adalah
membuat pertemanan,
mengejar
kebahagiaan,
mendapat
keberuntungan dan
mencapai
kemakmuran.
Begitupun
yang
diterapkan
oleh
Ibu
Inggit
Hasim
dalam
menjalankan bisnisnya.
Beliau
pun
memegang
prinsip
rejeki
tidak
lari
kemana,
sehingga
tidak perlu berbuat
jahat pada kompetitor
maupun
orang lain hanya untuk mendapat keuntungan.
Pertimbangan sederhana
toko
Tionghoa
tetap
buka
di
hari
minggu
dan
hari
Libur adalah
:
Mengapa harus
berdiam diri
di
rumah kalau
bisa
membuka toko tanpa
harus
menutupnya? Itulah
mengapa PD. Hoya
jarang
sekali
tutup,
kecuali
pada
hari
besar
yang
dirayakan
para
karyawan, seperti Lebaran.
Orang
Tionghoa
juga
tidak
akan
mau
menutup
tokonya untuk
selamanya. Kalau
gagal berdagang, bukan berarti
harus pindah pekerjaan.
Yang
patut
dilakukan
adalah
mengubah
dagangannya, memindah
lokasinya,
menyesuaikan
harganya,
mempromosikan,
dan
sebagainya.
Hal
itu
nyata terbukti saat
pergantian jenis produk
yang dijual PD.
Hoya
pada tahun 1986.
Orang
Tionghoa adalah
pebisnis
yang
bekerja
keras.
Jam
kerja
mereka sebenarnya bisa
lebih
dari 12
jam
sehari. Sepulang kerja,
mereka
masih
membawa
berkas
toko
ke
rumahnya untuk
mengurus catatan
penjualan toko, tagihan kredit, pembayaran, dan sebagainya.
Dalam
hal
keuangan,
mereka
akan
memisahkan antara
keuangan
toko
dan keuangan pribadi. Artinya pemilik tidak
boleh
mengambil uang
hasil
toko
di
luar
batas
kebutuhan
hidupnya.
Seperti
filosofi
ayam
dan
telur.
Alau
untuk
hidup
membutuhkan 2
telur
maka
hanya
boleh
mengambil 2 telur. Misalnya ayamnya hari
ini bertelur 10,
maka pemilik
ambil
2
untuk
makan
keluarganya. Kalau
besok
bertelur
12,
tetap
mengambil 2 saja, tidak boleh 4.
Desain
toko
sebaiknya dikelola
dengan
baik.
Seperti
papan
nama
toko
terpampang
dengan
jelas
dan
menunjukan
jenis
tokonya,
tampilan
depan
toko
harus
menarik
mata,
suasana
toko
yang nyaman
dan
bersih.
Diharapkan juga
masyarakat
yang berada di
sekitar
radius 1-2
km
sudah
mengenal keberadaan toko.
|