Home Start Back Next End
  
4
Berbagai
jenis
wahana
dan
fasilitas
tersebut
semuanya
mempunyai dimensi
rekreasi,
pendidikan,
pelestarian,
sekaligus
pemerkayaan cakrawala
pengetahuan
dan
pewarisan nilai-nilai budaya bangsa Indonesia, khususnya bagi generasi muda.
2.1.2 Letak dan Luas
Taman
Mini
“Indonesia Indah”
terletak
di
Jakarta,
ibukota
Negara
Kesatuan
Republik
Indonesia; berjarak
sekitar
2
km
dari
terminal
Kampung
Rambutan, lebih
kurang
5
km
dari
bandara
udara
Halim
Perdana
Kusumah, dan
200
meter
dari
gerbang
tol
Jagorawi.
Letak
yang
strategis
ini
memudahkan pengunjung
untuk
mencapainya
dengan berbagai jenis kendaraan.
Luas
lahan 150 hektar, berada di dalam daerah administrasi empat kelurahan dan
tiga
kecamatan, yaitu
Kelurahan
Bambu
Apus
dan
Ceger
di
Kecamatan Cipayung,
Kelurahan Kampung Dukuh
di
Kecamatan Kramat Jati, dan Kelurahan Pinang
Ranti di
Kecamatan
Kampung
Makasar,
Jakarta
Timur.
Lahan
ini
sesungguhnya
baru
sebagian
dari
seluruh
lahan peruntukan
TMII,
karena berdasar Keputusan
Gubernur
Jakarta No.
3498
tanggal
9
Oktober
1984
kawasan
diperluas menjadi
394,535
hektar.
Oleh
karena
TMII
merupakan
“Proyek
Tumbuh”,
pemanfaatan lahan
disesuaikan
dengan
perkembangan dan kebutuhan.
2.1.3 Keadaan fisik Kawasan
Taman Mini
"Indonesia Indah"
pada awalnya
mencakup kawasan seluas 145
ha.
Lahan
ini
pada
mulanya adalah
lahan
yang
dimiliki
rakyat
sebagai
ladang
dan
sawah.
Kemudian  dengan 
usaha 
dan 
jerih 
payah, 
lahan 
ini 
dapat 
ditransformasi  menjadi
kawasan
untuk
pendirian
taman
miniatur.
Pengubahan
lahan
dari
bentuk
aslinya
yang
berupa
ladang
menjadi
hamparan
yang
layak
bangun
memerlukan waktu
yang
tidak
terlalu
lama
dan
upaya
lain
berupa
perataan
lahan,
pengolahannya
menjadi
hamparan
yang
layak
pakai,
serta
pembagiannya untuk
digunakan dalam
pembangunan
anjungan,
museum dan bangunan-bangunan pokok serta bangunan penunjang.
Kawasan
TMII
mempunyai
topografi
bergelombang. Topografi
semacam
ini
memberikan keuntungan karena dengan bentuk hamparan seperti
ini.
TMII dapat dengan
leluasa
menampilkan beraneka ragamnya anjungan dan
pergelaran
lain.
Akan
tetapi
ada
pula kekurangan yang ditimbulkan oleh topografi bergelombang ini, yaitu diperlukannya
upaya
perataan
lahan
untuk
tujuan
tertentu,
misalnya
pembuatan bangunan yang
memerlukan lahan rata.
Dengan
lingkungan
alami
yang
ditempatinya, TMII
memperoleh
keuntungan
karena
lingkungan
semacam
ini,
menunjang
untuk
pengembangan
dari
segi
fisik
dan
program.
Keadaan
semula
yang
berupa
lahan
bergelombang, dengan
vegetasinya
yang
terpencar
di
sana-sini
dari
berbagai
jenis
tumbuhan,
serta
lahan
basah
yang
berupa
telaga. 
TMII 
mempunyai 
keleluasaan 
untuk 
mengembangkan  denah 
yang
beranekaragam. Dengan
adanya
lahan
basah,
maka
pola
penataan
lingkungan
menjadi
lebih
alami
dan  dalam
berbagai
hal,  lingkungan
basah
ini  memberikan
kemudahan
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter