Home Start Back Next End
  
27
2.3.3 Pandangan politik Tan Malaka
Safrizal
Rambe
dalam
bukunya Pemikiran
Politik
Tan
Malaka,
Kajian
terhadap
perjuangan “Sang Kiri Nasionalis”
menjabarkan bahwa Tan Malaka adalah seorang
revolusioner,
radikal
dan
seorang
kiri
yang nasionalis. Dia
tidak pernah
terlihat
menginginkan
perjuangan
kelas
yang
mengambi
posisi
penting
dalam pemikiran
Marxisme yang diterpakan secara mentah-mentah di Indonesia. Ia tidak memperlakukan
Marxisme
sebagai
dogma
yang
kaku.
Dalam
Tradisi
politik,
kiri diartikan sebagai
kelompok
paling
ekstrim
yang
anti
kemapanan,
anti status
quo,
anti
penindasan
dan
cenderung
radikal
dalam
gerak-gerakannya berupaya
mengubah
struktur
masyarakat
secara fundamental, dan kanan diidentikan dengan orang-orang yang konservatif,
reaksioner, berusaha mempertahankan kondisi sekarang dengan acuan masa lalu. Dalam
masa
perjuangan
di
Indonesia
posisi
politik kiri
berarti
anti
penindasan,
dan
anti
imperialisme,
dan
dalam konteks
Indonesia,
sebenarnya
nasionalisme
itu
kiri,
namun
belakangan kiri diidentikan dengan pengikut Marx. Walaupun sebenarnya kiri tidak harus
didominasi oleh kelompok Marxis, sikap kiri ini juga bisa lahir dari Agama, yang juga
bersifat membawa kebebasan dari ketertindasan. Istilah kiri dan kanan bermula dari
pengaturan
tempat
duduk
dalam parlemen
revolusi
Prancis
1789.
Tempat
duduk
yang
berbentuk tapal kuda menempatkan posisi para tiap-tiap golongan,
sebelah kiri para
penentang
raja,
dan
kanan
para
pendukung
raja.
Dalam hal
ini
Safrizal
Rambe
menjelaskaan tokoh-tokoh kiri di Indonesia antara lain Bung Karno, Tan Malaka, Bung
Hatta, Sjahrir, Tjokroaminoto, Agus salim, Natsir dan lain-lain. Safrizal Rambe juga
menuturkan bahwa aspek nasionalis dari Tan Malaka selama
ini kurang diekspose atau
dieksplorasi.
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter