11
1913-
Ibra lulus dari Sekolah guru negeri Fort de Kock ia pun kembali ke kampung
untuk
upacara
pemberian
gelar.
Kini
nama
lengkapnya
menjadi
Ibrahim Datuk
Tan
Malaka. DI tahun ini pula Tan Malaka meneruskan pendidikannya ke Belanda, atas saran
dan bantuan G.H Horesma dan bantuan dana dari para pemuka kampungnya di Suliki.
Ia
melanjutkan pendidikannya ke sekolah guru Rijkweekschool di
Haarlem,
Belanda.
Selama di Belanda ia tiggal berpindah-pindah tempat. Pertama
ia tinggal di pemondokan
bersama murid Rijkweekschool yang lain, namun ia tidak betah disana. Ia pun pindah ke
Jacobijnestraat, ia tinggal di sebuah rumah kecil
menmpati kamar
loteng yang sempit dan
gelap. Pada saat
Tan
Malaka datang ke
Belanda,
Harleem diliputi aura kemiskinan
yang
sedang
jatuh
bangun
menghadapi
depresi
ekonomi.
Dalam tulisannya
Tan
Malaka
mengaku
mengalami konflik antara
jasmani dan keadaan belum lama disana,
ia juga sulit
beradaptasi dengan makanan disana yang menurutnya cara pengolahannya sangat buruk.
Ia
tinggal
bersama
keluarga
miskin
E.A Snijder
dengan
uang
sakunya
yang
cuma
50
gulden tiap bulan. Selama sekolah Tan dapat mengatasi pelajaran. Ia berbakat dalam ilmu
pasti dan membenci ilmu tentang tumbuh-tumbuhan karena harus menghafal. Tan pandai
bergaul dengan teman-teman dan guru-gurunya walau ada kendala bahasa. Tan aktif
bermain biola bersama orkes dan bermain
sepak bola. Tan bergabung dengan klub sepak
bola
Vlugheid
Wint.
Ia
terkenal
memiliki
tendangan
yang
kencang
dan
seringbermain
bola
tanpa
sepatu.
Walau
dalam kondisi
sakit
Tan
tetap
semangat
dalam
bermain
sepak
bola.
1915-
Karena kualitas bahan yang buruk, kamar yang tak sehat dan jarang
mengenakan jaket tebal. Tan mulai terserang radang paru-paru, sejak saat ini
kesehatannya tidak pernah dalam kondisi seratus persen. Sejak tanggal 24 April 1915 Tan
|