5
dibawa
serta olehnya
masih selamat, ayam itu jago
sekali dalam adu
ayam jago.
Dengan
berbekal
ayam
jago,
Malin
memenangkan
berbagai kompetisi ayam di negeri itu dan menjadi kayalah dia
hingga
akhirnya
kepiawaiannya
membuat
raja
Thailand
pada
masa
itu
menikahkan
putrinya
kepada Malin.
Malin
bercerita
kepada
istrinya
bahwa
kampung
halamannya
sangatlah
subur
dan
Ibunya
nan cantik menunggunya di kampung. Bersemangatlah hati Sang
Putri mendengar perkataan itu. Pergi lah mereka berlayar kembali ke
kampung halaman Malin. Sesampainya di pelabuhan, yang sekarang
bernama pelabuhan batang arau, orang-orang mengenali Malin, dan
menyampaikan kabar gembira tentang kepulangan Malin kepada Ibu
Malin. Tidak berapa lama
kemudian, seorang nenek tua, lusuh,
pakaiannya
compang
camping,
serta
kotor
dating
tergopoh-gopoh
dan naik ke atas kapal. Nenek tua itu adalah Ibunya Malin. Ibunya
memeluk Malin, anaknya
yang
telah lama pergi merantau
lalu
pulang
kembali.
Karena
merasa
malu kepada sang Istri karena ia
Ibunya
yang
kotor
dan
dekil, Malin
mendorong
jatuh
sang
Ibu,
memerintahkan
anak
buah
kapalnya
untuk
menyeret
turun
Ibunya
dair
kapal
dan
mengatakan
bahwa
nenek
tua
itu
bukanlah
Ibunya,
lalu ia pergi kembali berlayar. Sang Ibu yang sedih karena sikap
anaknya,
menangis
sedih.
Ia
lalu pergi
ke
pantai,
yang
sekarang
bernama Pantai Air Manis, bersujudlah ia di sana di
tepi pantai itu,
lalu berdoa kepada Tuhan, jika memang itu anaknya hukumlah dia
dan bila bukan, biarlah dia selamat. Karena memang benar Malin
anaknya,
di
tengah
laut
kapal
Malin diserang badai dan kapal itu
pecah
karam ke
pantai,
seluruh
awak
kapal
serta
Istrinya
telah
tenggelam di
laut,
Malin
yang
karam bersama
kapal
ke
tepi
pantai
perlahan-lahan
menjadi batu
mulai
dari
kaki,
ia
sujud
di
anjungan
kapal sambil menangis meminta ampun kepada Ibunya, namun
karena
Ibunya
sudah
tidak
berada
di
sana,
tetaplah
menjadi
batu.
|